6 Stereotip tentang Jurusan Sosiologi, Sering Diremehkan!

Jurusan sosiologi sering kali menjadi korban stereotip yang kurang tepat. Banyak orang berpikir bahwa studi yang melibatkan masyarakat ini kurang penting karena hanya berupa analisis teori tanpa aplikasi praktis yang signifikan. Tidak sedikit juga yang menganggap bahwa lulusan sosiologi kesulitan menemukan karier yang stabil dan menguntungkan.
Namun kenyataannya, jurusan sosiologi menjadi sumber pengetahuan yang dinamis dan bermanfaat bagi masyarakat. Jurusan ini juga membuka peluang karier yang beragam. Berikut ini beberapa stereotip tentang jurusan sosiologi dan mengungkap betapa relevannya studi ini dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin kompleks.
1. Lulusan sosiologi sulit mendapatkan karier yang stabil
Salah satu stereotip yang paling umum adalah bahwa lulusan sosiologi kesulitan menemukan pekerjaan yang stabil. Stereotip ini mungkin berkembang karena orang mengira sosiologi hanya berfokus pada teori dan analisis sosial. Namun, lulusan sosiologi memiliki keterampilan yang sangat bisa digunakan di berbagai bidang.
Lulusan sosiologi dapat bekerja sebagai manajer sumber daya manusia di perusahaan swasta, peneliti pasar di BUMN, atau bahkan bekerja sebagai pegawai pemerintahan. Semua pekerjaan ini menawarkan peluang untuk karier yang stabil dan berkelanjutan.