Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi agresi (pexels.com/Timur Weber)

Siapa yang sering mendengar kata agresi? Ketika membaca atau mendengar tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia dari belenggu penjajah, kita sering mendengar kata agresi. Contohnya adalah Agresi Militer Belanda I dan II.

Akan tetapi, apakah kamu benar-benar paham apa itu agresi, bentuk-bentuk agresi, dan dampak perilaku agresi? Kalau belum, yuk, simak artikel berikut ini!

1. Pengertian agresi

ilustrasi agresi (pexels.com/Keira Burton)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agresi merupakan suatu perasaan marah atau tindakan yang kasar akibat suatu kegagalan atau kekecewaan dalam mencapai tujuan yang kemudian diarahkan pada benda atau orang. Dalam ilmu antropologi, agresi digambarkan sebagai perbuatan permusuhan yang bersifat penyerangan fisik atau psikis pada pihak.

Selain itu, agresi juga didefinisikan oleh beberapa ahli. Menurut Freud, agresi adalah cara pertama yang dikenal oleh manusia dalam mengungkapkan kemarahannya, kemudian dituangkan melalui serangan fisik terhadap obyek, benda hidup atau benda mati yang akan membangkikan emosi. Sedangkan menurut Buss dan Perry, agresi adalah perilaku dengan tujuan menyakiti orang lain baik secara psikologis maupun fisik

2. Bentuk-bentuk agresi

ilustrasi agresi (pexels.com/Timur Weber)

Perilaku agresi bermaksud untuk menyakiti seseorang, berikut bentuk-bentuk agresi:

  • Fisik, seperti memukul, memukul, menendang, atau menikam orang lain. Merusak properti juga merupakan bentuk agresi fisik.
  • Verbal, agresif dalam bentuk verbal dapat berupa mengejek, menyebut nama yang tidak sesuai, dan membentak.
  • Relasional, agresif relasional bermaksud untuk merusak hubungan orang lain. Ini bisa termasuk menyebarkan desas-desus dan berbohong tentang orang lain.
  • Pasif-agresif, seperti mengabaikan seseorang selama acara sosial dan tidak ingin memuji seseorang atas pencapaiannya. Perilaku pasif-agresif biasanya dimaksudkan untuk membiarkan kerugian datang kepada seseorang, bukan menyebabkan kerugian secara langsung.

3. Dampak perilaku agresi

ilustrasi agresi (pexels.com/RODNAE Production)

Agresi dapat memengaruhi kesehatan dan hubungan. Melansir jurnal Anger expression and ill-health in two cultures: An examination of inflammation and cardiovascular risk, penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemarahan dan peradangan kronis, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan sekunder seperti masalah kardiovaskular.

Kemarahan dan agresi juga memiliki hubungan dengan kondisi kesehatan mental. Namun, tidak jelas apakah kemarahan yang tak teratur menyebabkan kondisi tersebut, atau apakah kondisi itu sendiri membuat sulitnya mengelola emosi yang intens seperti kemarahan dan agresi.

Memiliki sifat agresi yang ditujukan kepada pasangan, teman, atau anggota keluarga juga memiliki dampak yang merugikan. Melansir dari jurnal Perceptions of physical and psychological aggression in close relationships: A review, orang-orang yang telah menjadi korban agresi fisik atau psikologis menganggap pengalaman tersebut berbahaya, bahkan ketika pelaku agresi tidak melakukan tindakan apa pun. Bentuk-bentuk agresi ini pada akhirnya dapat berujung pada berakhirnya hubungan.

Editorial Team