TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab 'Language Barrier' yang Bikin Kita Kesulitan Berkomunikasi

Semua orang pasti pernah mengalaminya

Unsplash/Mael Balland

Bahasa umumnya digunakan untuk berkomunikasi, baik itu secara verbal maupun non verbal. Tercatat lebih dari 7000 bahasa yang digunakan di dunia saat ini. Dan itu belum termasuk jumlah dialeknya. Karena itu, tidak heran jika banyak orang kesulitan jika berkomunikasi dengan orang lain. Apalagi orang asing seperti turis dari negara lain. Nah, karena hal ini muncullah sebuah istilah yang disebut dengan language barrier.

Istilah ini gampangnya adalah hambatan berkomunikasi yang bisa menyebabkan kesalahpahaman ataupun salah tafsir. Solusi language barrier ini sebenarnya bisa diatasi, yakni dengan belajar bahasa yang umum dipakai di dunia. Misalnya seperti bahasa Inggris, Spanyol atau Mandarin.

Namun, permasalahannya tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama dalam mempelajari sebuah bahasa. Oleh karena itu, hambatan dalam berkomunikasi masih sering terjadi. 

Nah, untuk lebih jelasnya berikut adalah beberapa penyebab mengapa terjadinya hambatan dalam komunikasi.

1. Perbedaan bahasa

reidsfrance.com

Ini merupakan hambatan yang paling besar serta yang paling jelas terlihat. Perbedaan bahasa bisa membuat komunikasi tidak berjalan dengan efektif. Untuk contoh, misalnya kamu hanya menguasai dua bahasa yakni bahasa indonesia dan bahasa Inggris.

Kemudian kamu pergi ke China atau Vietnam yang mayoritas penduduknya tidak mengerti bahasa inggris apalagi bahasa Indonesia. Sehingga, ketika kamu melakukan komunikasi dengan penduduk lokal maka mereka tidak akan mengerti apa kamu katakan dan begitu juga sebaliknya.

Baca Juga: 6 Perilaku yang Bikin Kamu Dinilai Gak Mengasyikkan Saat Ngobrol

2. Aksen, dialek dan juga penggunaan bahasa pidgin

pixabay.com/Free-Photos

Bahkan berkomunikasi dalam bahasa yang sama bisa mengalami kendala. Apa kendalanya? Tentu saja penggunaan dialek ataupun aksen yang berbeda. Apalagi seperti bahasa indonesia yang punya banyak sekali dialek dan aksen di setiap daerahnya.

Meskipun bahasanya secara teknis sama namun perbedaan dialek dan aksen bisa membuat kata ataupun kalimat mempunyai makna, implikasi dan interpretasi yang berbeda.

Contohnya kata Saya dalam bahasa indonesia. Kata ini mempunyai penyebutan yang berbeda di setiap daerah. Di Jakarta kata saya disebut dengan Gue sedangkan di Indonesia Timur disebut dengan Beta atau Sa.

Demikian juga bahasa pidgin yang merupakan bahasa sederhana yang berbeda dari bahasa pada umumnya. Implikasi dari kata dan frasanya dapat menciptakan kesalahpahaman. Misalnya kata LOL pada bahasa inggris yang merupakan singkatan dari Laugh Out Loud.

Namun untuk beberapa orang LOL bisa diartikan sebagai Lots of Love. Jika seseorang mengatakan LOL, orang kedua yang punya pemahaman berbeda dapat menafsirkannya dengan makna yang berbeda pula. 

3. Ucapan yang kurang jelas

steemit.com

Ucapan yang kurang jelas biasanya berkaitan dengan masalah pendengaran. Orang yang mempunyai suara yang sangat kecil biasanya memiliki ucapan yang sulit dipahami oleh lawan bicaranya.

Meskipun menggunakan bahasa yang sama, komunikasi akan mengalami kendala hanya karena satu pihak tidak bisa menangkap dengan jelas kata atau kalimat yang diucapkan. Ini akan menimbulkan salah tafsir dan pesan menjadi tidak tersampaikan dengan baik.

4. Penggunaan jargon atau slang

kidsnews.com.au/Josie Hayden

Hampir semua bahasa di dunia memiliki jargon atau slangnya masing-masing. Jargon lebih teknis dan bisa berbeda sesuai dengan profesi, spesialisasi atau bidang teknis tertentu. Misalnya I/O (input output), IP, bit, boolean, cookie dan HTML merupakan jargon-jargon yang biasanya digunakan dalam bidang IT. Ini akan sulit dimengerti oleh orang yang bekerja dibidang berbeda misalnya seorang dokter, pengacara atau seniman.

Sedangkan untuk slang atau bahasa gaul merupakan bahasa kekinian yang biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari. Slang biasanya terlahir dalam sebuah kelompok baik itu karena kebiasaan maupun budaya. Sehingga slang akan sulit dimengerti oleh orang di luar kelompok itu. Karena itu, slang terkadang membuat komunikasi tidak efektif. Contoh slang dalam bahasa Indonesia misalnya baper, galau, jomblo, mager, php, cabe-cabean dan lainnya.

5. Pemilihan kosakata

englishlive.ef.com

Pemilihan kosakata yang tepat akan membuat komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Karena setiap orang memiliki gaya bahasanya masing-masing maka dibutuhkan penyesuaian dalam komunikasi. Pemilihan kosakata bisa dibilang gampang-gampang susah.

Akan terjadi masalah jika kamu menggunakan kosakata yang salah saat berkomunikasi dengan lawan bicara. Hal-hal yang perlu dihindari adalah penggunaan kata yang mengandung makna homonim, homograf dan homofon. Hal ini, agar pesan dalam komunikasi bisa disampaikan dengan baik.

6. Kemampuan literasi dan linguistik

rinconpsicologia.com

Apa itu literasi dan linguistik? Sederhananya, literasi adalah kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah. Sedangkan linguistik adalah kemampuan atau kecerdasan bahasa seseorang. Orang yang kaya akan kosakata memiliki tingkat literasi dan linguistik yang bagus pula.

Bayangkan saja jika seseorang dengan kemampuan linguistik yang tinggi berbicara dengan orang kemampuan linguistik rendah. Maka kemungkinan besar akan terjadi banyak miskomunikasi. Karena itu, untuk meningkatkan kemampuan literasi maupun linguistik maka disarankan untuk membaca banyak buku agar kosakata bisa meningkat.

Baca Juga: 5 Unsur Penting Komunikasi Nonverbal Untuk Menarik Hati Pendengar

Verified Writer

Afendi Nahak

-_-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya