TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Metode Unik Belajar ala Zenius, Biar Tidak Mudah Bosan dan Jenuh

Zenius juga sediakan bimbel dengan harga murah

Ilustrasi siswa belajar teknologi dari rumah (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Di Indonesia, bimbingan belajar (bimbel) atau kegiatan belajar tambahan di luar kelas masih belum populer. Selain karena tambahan biaya yang kadang mahal, masih ada orang tua yang berpikir bahwa bimbel hanya untuk anak-anak yang dilahirkan dengan bakat atau kemampuan intelektual bawaan lahir.

Laporan Programme for International Student Assessment (PISA) di tahun 2018 mengungkapkan, masih 29 persen siswa Indonesia yang memiliki growth mindset. Padahal, kecerdasan seseorang itu bukan ditentukan oleh bakat, tapi belajar atau latihan yang dilakukan secara terus menerus.

Atas dasar itulah Zenius, salah satu lembaga yang menawarkan bimbel di Indonesia, menawarkan konsep belajar ‘Yang Penting-Penting Aja’. Konsep itu mengajak siswa untuk melihat ide besar dari sebuah pelajaran dan memilah pokok-pokok utama untuk diserap.

“Dengan pendekatan seperti ini, siswa memiliki kerangka berpikir ketika belajar, lebih terarah, dan lebih cepat paham, yang dibuktikan dengan mampu mengerjakan soal-soal tes dengan cermat. Selain itu, siswa juga akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan hobi atau kegiatan lainnya di luar belajar,” kata founder dan CEO Zenius, Sabda PS.

Lantas, apa yang dimaksud dengan konsep belajar ‘Yang Penting-Penting Aja’?

Baca Juga: Belajar Jadi Pemalas Khusus untuk 5 Hal Ini, Harus Banget!

1. Pahami ide besar dalam setiap pelajaran

Ilustrasi siswa sekolah dasar belajar online. (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Ketika belajar bahasa Inggris, pendekatan ini menghindari siswa untuk menghapal seluruh tenses. Sangat mungkin siswa tidak mengerti pola kalimat dan tidak mengetahui cara menggunakannya ketika menghapal tenses.

Dengan pendekatan ini, tutor akan mengajarkan siswa untuk melihat tenses dari tiga waktu, yaitu masa lampau, sekarang, dan masa depan. Ada juga empat aspek yang harus diperhatikan, yaitu simple, progressive, perfect, dan perfect progressive.

Sebelum memulai kelas, siswa juga akan diberi pertanyaan-pertanyaan yang memantik kepada ide besar dari suatu gagasan. Misalnya, ketika belajar geografi, alih-alih siswa diminta untuk menyebutkan jenis-jenis batuan, siswa akan diberi pertanyaan seperti ‘apakah kalian pernah melihat batu berbentuk cair?’

“Konsep belajar yang penting-penting aja membantu siswa untuk mendapatkan ide besar yang perlu dipahami. Ketika siswa sudah memiliki pemahaman akan ide besar yang diajukan, bukan berarti siswa tidak harus belajar hal lain,” kata Sabda.

2. Cara belajar yang unik dan tidak mudah letih

Ilustrasi siswa belajar (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Mengetahui banyak fakta-fakta, seperti rumus, tanggal, cara, nama, fungsi, tanpa dibingkai dengan pemahaman konsep akan membuat kegiatan belajar menjadi membosankan, tanpa tujuan, dan membuat siswa cepat letih.

Dengan merangkai fakta-fakta ke dalam sebuah konsep, membaginya menjadi topik, dan paham bagaimana menggunakan ide besar yang bisa diaplikasikan ke topik lain, siswa akan mampu menemukan pola antara pelajaran, membuat koneksi, dan menerapkan pemahaman tersebut di masa depan dalam situasi apapun yang mereka temui.

“Siswa tetap harus sering melakukan latihan soal dan membaca materi untuk menguasai sebuah pelajaran. Paham ide besar akan membantu siswa memperdalam penguasaan materi (skill mastery) tanpa harus terjebak dengan pola pikir atau rumus yang membatasi cara berpikir mereka,” jelas Sabda.

Baca Juga: 5 Platform Belajar Online Gratis yang Bisa Kamu Coba

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya