TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini 9 Tarian Adat Aceh yang Paling Terkenal, Energik namun Elegan

Kekayaan Indonesia yang sudah go internasional! #LokalIDN

potret seorang wisatawan yang belajar tari Saman (instagram.com/ceritadestinasi)

Membahas tentang budaya Indonesia memang tidak ada habisnya. Misalnya tarian adat yang menjadi tradisi lokal yang telah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah tarian adat Aceh.

Tarian adat Aceh dikenal dengan konsepnya yang mengarah kepada peribadatan. Pada masa penyebaran agama Islam, banyak para tokoh agama yang memadukan konsep tarian sebagai media penyebaran agama.

Dengan ciri khas tariannya yang berkelompok dan konsepnya yang energik, tarian Aceh telah banyak dikenal di kancah internasional. Nah, untuk mengenal lebih dalam, ini dia daftar tarian adat Aceh yang terkenal!

1. Tari Saman

Tari Saman merupakan tarian lokal Suku Gayo yang merupakan suku tertua di wilayah pesisir Aceh. Dulunya, pada saat Islam baru masuk ke wilayah Aceh, tarian ini dijadikan sebagai media penyampaian pesan agama kepada masyarakat.

Kabar gembiranya, tarian ini sudah dikembangkan untuk mendukung acara festival atau perlombaan baik nasional hingga internasional.

Tarian yang sudah masuk daftar UNESCO dengan memiliki sejuta prestasi ini adalah tarian yang memiliki konsep yang energik dengan gerakan tangan dan kepala yang tertata dengan rapi.

Salah satu hal menarik dari tarian ini adalah suara latar yang minimalis yaitu hanya memaksimalkan lantunan tepuk tangan. 

2. Tari Laweut

Tarian tradisional Aceh selanjutnya adalah Tarian Laweut. Kata ‘laweut' sendiri berasal dari shalawat atau pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Tarian yang dulu dikenal dengan seudati ini berasal dari Kabupeten Pidie, Aceh.

Sesuai dengan namanya, tarian ini memberikan lantunan syair atau dakwah dari ayat-ayat Quran yang dinyanyikan oleh satu orang dengan diiringi oleh delapan orang lain untuk menari.

Tarian ini jika diperhatikan hampir sama gerakannya dengan tari saman, hanya saja tarian laweut penarinya harus berdiri.

3. Tari Ratoh Duek atau Ratoh Jaroe

Secara makna bahasa, kata ratoh sendiri diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti rateb. Sementara kata duek berasal dari bahasa Aceh, yang artinya duduk. Tarian ini pun kadang disebut dengan ratoh jaroe.

Tarian yang dilakukan berkelompok ini memiliki sepuluh anggota, yang di mana dua di antaranya menjadi pengisi suara nyanyian. Tari Ratoh Duek ini menggambarkan kehidupan masyarakat Aceh di dalam kesehariannya.

Layaknya Tari Saman, tarian ini juga membawakan konsep tarian yang kompak, tegas, serta energik yang terbukti dari gerakan dan hentakan suara yang diberikan.

Baca Juga: 5 Resep Makanan Khas Aceh yang Lezat dan Patut untuk Kamu Nikmati

4. Tari Rapai Geleng

Kata di dalam nama tarian ‘rapai’ sendiri berasal dari alat musik yang mirip dengan gendang yang digunakan oleh penari yang kini kita kenal sebagai sebutan rebana. Sementara geleng, memiliki makna gerakan kepala yang menggeleng-geleng.

Tarian yang umumnya dibawakan oleh sekelompok laki-laki ini berasal dari daerah Manggeng yang terletak di wilayah Aceh Selatan. Tarian ini juga memiliki konsep sebagai media peribadatan.

Sejak awal dikenakan, tarian ini sukses menarik perhatian masyarakat Aceh. Lantuan suara syair-syair yang dibawakan umumnya diambil dari syair keagamaan. Dengan gerakan yang energik, tarian ini sukses menjadi wadah menyampaikan pesan moral bagi masyarakat Aceh.

5. Tari Didong

Tari Didong adalah tarian yang terpadu dari gerakan, vokal, dan sastra. Awalnya, tarian ini lahir dari kepedulian seniman legendaris Aceh yaitu Abdul Kadir To’et. Semenjak awal dikenakan tarian ini menjadi kegemaran masyarakat Takengon dan Bener Meriah.

Kata 'didong' benar mewakili makna lagu ini yaitu nyanyian sembari bekerja. Tarian yang sering dibawakan dalam kegiatan agama dan hiburan ini memiliki irama gerakan tangan yang tersusun dengan rapi namun energik.

Tarian ini tidak menggunakan suara latar. Hanya memaksimalkan ketukan rebana dan suara mulut, tarian ini sudah seru untuk dinikmati.

6. Tari Seudati

Salah satu yang unik dari tari ini adalah tarian ini tidak memanfaatkan alat musik sebagai pengiring tarinya, namun hanya membawakan beberapa gerakan fisik. Mulai dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakan kaki ke tanah, dan ketipan jari. Gerakan-gerakan ini mengikuti irama dan tempo lagu yang dinyanyikan.

Tari yang awalnya banyak bermula dari pesisir Aceh kawasan Pidie ini memiliki sebagai tontonan atau hiburan rakyat dan bagian dari media dakwah.

Secara ilmu bahasa, kata seudati berasal dari kata Syahadat yang berarti saksi/bersaksi/ pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Namun ada juga yang menilai bahwa seudati bermakna serasi yang melambangkan keharmonisan dan kekompakan.

7. Tari Tarek Pukat

Tarian adat Aceh berikutnya yaitu Tarek Pukat terinspirasi dari tradisi menarik pukat  (jala) atau tradisi menarik jala yang sering dilakukan oleh masyarakat Aceh. Itulah sebabnya tarian ini merupakan salah satu tarian adat Aceh yang menggambarkan dalam tari bagaimana aktivitas para nelayan yang menangkap ikan di laut.

Tari yang sering dibawakan oleh kaum perempuan ini menggunakan tali layaknya jaring atau jala sebagai media tarian. Umumnya tarian ini dipentaskan saat ada acara penting seperti acara adat, keagamaan, penyambutan, maupun pentas budaya.

8. Tari Likok Pulo

Tarian yang berasal dari desa Ulee Paya ini  memiliki makna tentang likok ialah gerak tari, sedang pulo berarti Pulau di Aceh. Maka bisa disimpulkan bahwa tarian ini adalah tari berasal dari Pulau Aceh yang tepatnya di ujung utara yaitu pulau Breuh atau pulau Beras.

Tarian yang berjumlah genap (12 orang) ini diperkirakan ada diperkenalkan dan ditarikan masyarakat pada tahun 1849. Tarian ini menurut jenisnya bisa digolongkan sebagai tari hiburan atau pertunjukan yang biasanya diadakan sesudah waktu menanam padi, sesudah panen, dan upacara lainnya yang bersifat keamaian.

Baca Juga: Harus Perawan, Ini 7 Fakta Tari Bedhaya Ketawang yang Dianggap Mistis

Verified Writer

Basri W Pakpahan

Menulis untuk Memperbaiki Diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya