Pengertian Malam Satu Suro dan Sejarahnya yang Dianggap Sakral
Bentuk perpaduan dua budaya yang melegenda!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malam satu Suro adalah salah satu hari penting yang diistimewakan oleh umat Muslim di tanah Jawa. Tepat di hari tersebut, terjadi peristiwa tahunan yang juga disambut baik oleh seluruh orang yang beragama Islam.
Karena dianggap sebagai hari yang spesial, masyarakat Jawa melakukan berbagai amalan dan tradisi peringatan pada malam satu Suro. Konon, kepercayaan ini terbentuk sejak daerah Jawa masih dipimpin oleh kerajaan Islam. Namun, apa sebenarnya pengertian dari malam satu Suro ini?
Baca Juga: Mitos dan Larangan pada Malam 1 Suro, Dianggap Keramat?
1. Pengertian malam satu Suro
Pengertian malam satu Suro adalah malam menjelang tanggal 1 bulan Suro yang didasarkan pada kalender Jawa. Menurut sistem penanggalan Jawa itu, bulan Suro merupakan urutan pertama dari ke-12 bulan. Sehingga malam satu Suro adalah penyambutan terhadap dimulainya tahun baru ala Jawa kuno.
Muhammad Solikhin dalam buku Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa menjelaskan bahwa kata Suro diserap dari bahasa Arab "Asyura" yang berarti hari kesepuluh dalam bulan Muharram. Menariknya, Muharram adalah bulan paling awal dari kalender Islam (Hijriah).
Jadi, kemunculan istilah Suro merupakan cara masyarakat Islam-Jawa menyebut bulan Muharram setelah terjadi penyesuaian budaya. Dengan demikian, tak heran mengapa malam satu Suro dikaitkan dengan tradisi peringatan tahun baru Islam yang dilakukan oleh suku Jawa yang Muslim.
Dalam praktiknya, tradisi malam satu Suro memiliki penyebutan beraneka ragam. Ada yang menyebut sebagai Suronan, ada pula yang memberi istilah Suran. Dilansir Nahdlatul Ulama, masyarakat yang merayakan Suronan percaya bahwa di malam satu Suro, kekuatan spritual dianugerahkan ke orang yang berhati jernih dan melakukan tirakat.
Baca Juga: Kapan Malam 1 Suro? Ketahui Sejarah dan Tradisi Sakralnya