TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Unsur Ekstrinsik adalah Unsur yang Membentuk Cerita, Ini Penjelasannya

Gak kalah penting dari unsur intrinsik

Foto ilustrasi belajar (freepik.com/freepik)

Unsur ekstrinsik adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu karya sastra atau cerita. Unsur ekstrinsik ini berperan sebagai unsur yang membangun cerita dari luar.

Unsur ekstrinsik sendiri terbagi menjadi empat nilai atau unsur. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam unsur ekstrinsik? Yuk, simak penjelasan lengkap mengenai unsur ekstrinsik sebagai berikut!

1. Unsur ekstrinsik adalah?

Ilustrasi belajar (pexels/Andrea Piacquadio)

Menurut jurnal Analisis Unsur-Unsur Intrinsik dalam Hikayat Cerita Taifah yang ditulis oleh Yoani Sumasari, unsur ekstrinsik adalah unsur atau faktor yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri.

Sejalan dengan pendapat itu, Tjahjono juga mengungkapkan faktor-faktor tersebut bisa berasal dari faktor ekonomi, politik, latar belakang penulis, psikologis, dan faktor lainnya yang ada saat karya tersebut ditulis.

Unsur ekstrinsik biasanya juga dipengaruhi oleh norma atau peraturan yang berlaku saat karya sastra tersebut diciptakan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik ini sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari sebuah karya sastra karena dinilai sebagai unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

2. Nilai-nilai unsur ekstrinsik

ilustrasi belajar (freepik.com/freepik)

Berdasarkan buku Bahasa Indonesia karya Agus Trianto dkk, unsur ekstrinsik terdiri dari empat nilai, di antaranya:

1. Nilai Agama

Sesuai dengan judulnya, nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan ajaran agama. Ajaran yang dimaksud dalam nilai ini merujuk pada kegiatan ibadah, ritual keagamaan, kitab suci, hingga nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan agama yang dituliskan dalam karya tersebut.

Contonya: "Setiap pagi keluarga Ani selalu melaksanakan salat Subuh berjemaah dan dilanjutkan dengan membaca Al-Quran sampai matahari terbit."

2. Nilai sosial

Nilai sosial adalah nilai yang bisa diamati melalui interaksi atau hubungan sosial antar tokoh di dalam karya tersebut.

Contohnya: "Pak RT adalah sosok pemimpin yang dicintai oleh warganya. Beliau dikenal sebagai sosok yang adil dan tidak pernah membeda-bedakan warganya dari status sosial."

Nah, dari contoh tersebut pasti kamu langsung tahu bahwa Pak RT merupakan sosok pemimpin yang bijaksana meskipun dalam penggalan cerita tersebut tidak dijelaskan secara gamblang bahwa tokoh Pak RT adalah orang yang bijaksana.

3. Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak, adab, atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Nilai ini juga masih berhubungan dengan norma-norma yang berlaku. Di dalam karya sastra nilai moral ini biasanya diidentifikasikan menjadi dua, yakni nilai moral yang buruk dan baik.

Contohnya: "Anak baru bernama Bayu itu sangat menyebalkan, ia suka berkata kasar pada siapapun, termasuk gurunya sendiri. Selain itu, Bayu juga suka memukul teman-temannya."

Melihat contoh di atas, pasti kamu sudah tahu kan bagaimana watak anak yang bernama Bayu ini? Nah, biasanya pengarang memberikan contoh mana nilai moral yang baik dan nilai moral yang buruk melalui penggambaran karakter atau sikap seperti contoh di atas.

4. Nilai Budaya

Terakhir, nilai budaya. Nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebiasaan, tradisi, adat istiadat, dan ritual yang masih dilakukan di suatu masyarakat tersebut. Contohnya, tradisi tingkepan, ruwat dusun, grebeg suro, dan budaya-budaya lainnya.

Baca Juga: 5 Contoh Cerpen, Lengkap dengan Struktur dan Cara Menulis yang Benar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya