Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Hubungan antar manusia mengalami evolusi seiring berjalannya waktu. Faktor yang mendorong evolusi tersebut bisa saja dalam bentuk kemunculan ide-ide baru hingga perkembangan teknologi.
Ide baru misalnya bahwa orang kini bisa memilih sendiri dengan siapa mereka ingin menjalin hubungan serta tak ada konstruksi gender yang mengikat dalam sebuah rumah tangga. Sementara, perkembangan teknologi turut menciptakan cara-cara baru untuk berkomunikasi yang selain memudahkan, tetapi bisa juga meningkatkan potensi alienasi dan kekhawatiran berlebih.
Modern relationship pun jadi topik yang menarik buat para penulis. Mereka banyak mengangkat isu-isu modern sebagai elemen dan bumbu dalam cerita karangannya. Seperti yang sudah ditulis dalam bentuk novel berikut ini.
1. Someone Who Will Love You in All Your Damaged Glory
novel Someone Who Will Love You in All Your Damaged Glory (instagram.com/chroniqled)) Buku ini sebenarnya sebuah kumpulan cerpen tentang cinta di era modern yang memadukan antara sains fiksi, komedi, dan filosofi. Ada juga yang mengkategorikannya sebagai fiksi spekulatif. Ia ditulis oleh kreator serial BoJack Horseman dan Undone, Raphael Bob-Waksberg.
Ada sekitar belasan cerita yang siap memanjakan para pemburu kutipan bijak. Mulai dari cerita tentang dua orang yang sering bertemu di subway, tetapi tidak satu pun dari mereka mau berinisiatif membuka percakapan. Atau kisah seorang pegawai yang menemukan fakta bahwa cinta tidak bisa dimodifikasi secara genetik. Serta pasangan muda yang terpaksa menjalani ritual tradisi untuk menghormati para tetua di keluarga mereka.
2. The Idiot
novel The Idiot (instagram.com/futurelawyerstudies) The Idiot karya Elif Batuman tentu beda dengan novel berjudul sama yang ditulis Dostoevsky. Di novel ini, Batuman menggunakan tokoh bernama Selin sebagai lakon. Sama dengannya, Selin adalah putri dari imigran asal Turki yang lahir dan besar di Amerika Serikat. Novel ini pun mengikuti sudut pandang Selin yang sedang menjalani tahun pertamanya di Harvard pada tahun 1990-an.
Ia bertemu banyak kawan baru, kebanyakan dari keluarga berada dan pandai, tetapi tetap punya masalah dan isu mereka sendiri. Mendekati akhir tahun pertama, Selin jatuh cinta pada sosok mahasiswa asal Hungaria yang kemudian mempengaruhi keputusannya untuk ikut dalam program mengajar yang diinisiasi sang mahasiswa.
Di Hungaria pula Selin menemukan banyak hal yang menyadarkannya tentang realitas kehidupan. Meski berlatar tahun 1995, sudut pandang novel ini cukup progresif sehingga relevan dengan era sekarang.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Pengembangan Diri yang Wajib Kamu Baca
3. Cleopatra and Frankenstein
novel Cleopatra and Frankenstein (instagram.com/thebookorchestra) Novel tentang modern relationship lainnya bisa kamu temukan lewat karya debut Coco Mellors. Karya fiksi ini menceritakan pasangan beda usia dari kalangan menengah atas Amerika. Mereka adalah seorang pelukis bernama Cleo yang memilih untuk menikah dengan seorang pria mapan, tepat sebelum visa mahasiswanya berakhir.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Kemapanan sang pasangan memungkinkan Cleo untuk mendapatkan green card dan mengeksplor potensi kariernya sebagai seniman penuh waktu. Namun, ternyata pernikahan tidak semudah itu, banyak hal tak terduga yang terjadi dalam hubungan mereka.
4. Shoko's Smile
novel Shoko's Smile (instagram.com/ayeshamo_reads) Choi Eunyoung adalah penulis kondang asal Korea Selatan yang novelnya, Shoko's Smile berhasil memukau pembaca. Novel ini merupakan kumpulan cerita pendek berlatarkan beberapa negara yang banyak mengangkat kisah-kisah emosional.
Kamu akan menemukan kisah cinta, persaudaraan, hubungan anak dan orang tua, hingga aktivis politik dan imigran. Semuanya diramu apik dan terasa dekat dengan pengalaman pribadi.
5. People We Met on Vacation
novel People We Met on Vacation (instagram.com/hidinginmybookshelf) Kisah cinta modern lain disuguhkan penulis spesialis novel romantis, Emily Henry. Kali ini ia mengusung dua lakon utama, sahabat laki-laki dan perempuan yang meski terpisah jarak tetap meluangkan waktu untuk liburan bareng tiap tahunnya.
Namun, di awal buku, dikisahkan keduanya memilih tak lagi berbicara satu sama lain. Sampai akhirnya salah satu dari mereka menginisiasi liburan bersama untuk memperbaiki hubungan pertemanan yang retak. Ditulis dengan gaya bahasa yang to-the-point dan humor yang witty ini bisa jadi bacaan yang menenangkan hati.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Keren yang Diadaptasi Menjadi Serial Terbaru
