4 Alasan untuk Tidak Menyunting saat Menulis Draf
Jangan gabungkan penulisan draf dengan penyuntingan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak penulis kerap merumuskan draf sebelum membuat sebuah tulisan. Jika kamu sedang membaca artikel ini, ada kemungkinan kamu juga termasuk salah satu dari penulis-penulis itu. Memang, draf dianggap dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis. Baik untuk tulisan fiksi maupun non fiksi, penulisan draf dianggap sebagai salah satu tahap krusial yang dapat memudahkan proses menulis dan mematangkan tulisan.
Draf pada dasarnya dibuat sebagai coret-coretan pertama. Karenanya, draf tidak seharusnya berbentuk sempurna. Namun, ada banyak penulis masih tergoda untuk melakukan penyuntingan dalam tahap penulisan draf. Padahal kegiatan itu dipandang bisa merugikan penulis sendiri. Yuk, ketahui alasan-alasan kenapa kita sebaiknya tidak menyunting ketika sedang menulis draf awal!
1. Menghindari kebingungan
Tujuan utama dibuatnya draf adalah untuk menuangkan semua ide yang ada di pikiran. Kamu didorong untuk menulis semua hal yang terpikir tanpa adanya jeda. Ketika proses penulisan draf sedang berjalan, kamu tidak boleh diganggu oleh pikiran-pikiran lain.
Kalau kamu menulis draf sambil menyunting, berarti kamu sudah menyalahi tujuan utama dibuatnya draf. Kamu melakukan dua hal secara bersamaan, yaitu menuangkan pikiran dan menyunting. Tidak adanya perbedaan waktu yang jelas antara kapan harus menuangkan pikiran dan kapan harus menyunting bisa membuatmu menjadi kebingungan sendiri. Akhirnya, pikiranmu jadi tidak terfokus ke satu pekerjaan dan hasil pekerjaan menulis draf menjadi tidak maksimal.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.