TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bacaan Super Langka dalam Al-Qur'an, Sudah Tahu?

Memangnya ada bacaan langka?

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pexels.com/abdghat)

Al-Qur'an merupakan kitab suci umat muslim di seluruh dunia. Oleh karena itu, wajib hukumnya membaca, merenungkan, mempelajari, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kitab suci, Al-Qur'an tak boleh sembarangan dibaca. Ada kaidah-kaidah pokok yang mengatur tata cara melafalkan Al-Qur'an. Kaidah tersebut dinamakan ilmu tajwid.

Tahukah kamu jika terdapat bacaan super langka dalam Al-Qur'an? Dikatakan langka karena cara bacanya sedikit menyimpang dari aturan baku ilmu tajwid. Bacaan tersebut dinamakan gharib yang berarti "tersembunyi". Oleh karena itu, bacaan gharib sangat jarang ditemukan, bahkan di antaranya hanya satu dari keseluruhan Al-Qur'an. Penasaran? Yuk, simak 5 bacaan super langka yang ada dalam kitab suci umat muslim!

1. Harus berhenti tanpa bernafas, bacaan 'saktah' ditandai huruf sin kecil

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/ashkfor121)

Bacaan langka yang pertama disebut saktah, ditandai dengan huruf sin kecil (س) yang berada di atas ayat. Dalam bahasa Arab, saktah memiliki makna "berhenti". Artinya, kamu harus segera berhenti ketika menemukan tanda satu ini. Namun, berbeda dengan waqaf yang memperbolehkan kamu mengambil nafas ketika berhenti, saktah tidak demikian. Kamu berhenti sekejap tanpa bernafas, kemudian melanjutkan kembali bacaan. 

Bacaan saktah hanya terdapat pada empat tempat di Al-Qur'an, yakni surah Al-Kahfi ayat 1-2, Yasin ayat 52, Al-Qiyamah ayat 27, Al-Muthaffifin ayat 14. Kalau kamu menemukan huruf sin kecil (س), jangan lupa berhenti selama dua ketukan. Ingat, tanpa bernafas!

2. Bacaan 'isymam' dilakukan dengan mengerucutkan bibir

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/abdu3h)

Bacaan yang lebih langka dari saktah adalah isymam. Hanya terdapat satu dari keseluruhan bacaan Al-Qur'an, lho! Isymam terletak pada surah Yusuf ayat 11, yakni pada lafaz la ta'manna. Cara bacanya ialah dengan mengerucutkan bibir, serupa ketika mengucapkan huruf "u" atau dhammah senyap. Kalau dalam istilah Jawa sih mencucu.

Bibir yang dikerucutkan hanya sebatas isyarat, ya! Artinya, kamu tidak benar-benar melafalkan dhammah. Dengan kata lain, huruf "u" diucapkan tanpa suara alias senyap. Agar lebih jelas, kamu boleh meminta ustadz/ustadzah mempraktikkan secara langsung.

Baca Juga: 7 Kaidah Bacaan Tak Biasa di Al-Qur'an, Sudah Tahu?

3. Bacaan fathah yang dilafalkan miring ke kasrah disebut 'imalah'

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/aoun17)

Imalah merupakan bacaan gharib yang hanya dapat ditemukan di satu tempat dalam Al-Qur'an. Pada surah Hud ayat 41, kamu akan menemukan lafaz majroha. Tahukah kamu jika lafaz tersebut seharusnya dilafalkan majreha? Hal ini dikarenakan aturan imalah.

Secara bahasa, imalah berarti "mencondongkan", yakni mencondongkan fathah ke kasrah. Kata ro dalam majroha harus dicondongkan menjadi re, sehingga lafaznya berbunyi majreha. Oh ya, kata re diucapkan secara tipis, ya!

4. Membaca hamzah secara samar disebut 'tashil'

ilustrasi Al-Qur'an (unsplash.com/malikshibly)

Ketika menemukan huruf hamzah beruntun dalam Al-Qur'an, kamu harus membaca hamzah kedua secara samar, ya! Hamzah yang pertama tetap dibaca jelas. Dalam gharib, bacaan tersebut dinamakan tashil. Istilah lainnya ialah baina-baina yang berarti "miring". Maksudnya, tashil dibaca dengan suara antara alif dan hamzah.

Hamzah beruntun dalam Al-Qur'an hanya terdapat dalam surah Fushshilat. Tepatnya, pada lafaz a'ajamiyyun. Jadi, ketika bacaanmu sampai pada ayat 44 surah Fushshilat, perhatikan aturan tashil, ya!

Baca Juga: 10 Hewan Pasti Masuk Surga dalam Islam, Dijamin Al-Qur'an

Verified Writer

Himatul Aliyah

Anak mbarep yang lahir otodidak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya