TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Tidak boleh Ditulis di Esai Beasiswa, Bisa Gak Lolos!

Perhatikan baik-baik agar kamu bisa langsung diterima

ilustrasi menulis esai beasiswa. (pexels.com/Antoni Skharaba)

Ada begitu banyak program beasiswa bertebaran yang dapat ditemui di sekeliling kita. Kesempatan melanjutkan pendidikan dan mengejar mimpi pun terasa lebih mudah digapai dengan bantuan dari program pendidikan tersebut.

Namun tentu saja ada banyak hal yang perlu dipersiapkan agar lolos kualifikasi beasiswa, termasuk membuat esai. Banyak pendaftar yang kurang maksimal dalam penulisan esai hingga gagal lolos ke tahap seleksi selanjutnya. Nah, ini dia lima hal yang gak boleh kamu tulis di esai beasiswa!

1. Terlalu banyak menulis ulang informasi di CV atau resume

Ilustrasi mengetik di laptop (unsplash.com/Thought Catalog)

Curriculum Vitae (CV) dan resume tentu jadi hal yang wajib kamu persiapkan sebagai komponen pendaftaran beasiswa. Sudah ada begitu banyak informasi penting tentang dirimu yang ditulis di dua dokumen tersebut.

Untuk itu, ketika menulis esai, pastikan kamu tidak terlalu banyak mengulangi penulisan informasi yang sudah tercantum di CV atau resume. Hal ini berkaitan dengan jumlah kata esai yang kerap kali dibatasi. Dibanding terlalu banyak mengulang informasi, kamu lebih baik menceritakan hal lain yang lebih penting dan menarik bagi rekruter.

2. Menceritakan bahwa kamu membutuhkan uang

ilustrasi pelajar melihat laptop (unsplash.com/Wes Hicks)

Sudah menjadi hal yang wajar bagi pelamar beasiswa untuk meninginkan pendanaan dan kesempatan berharga berkuliah gratis di kampus impian. Namun, jangan sampai kamu secara gamblang menuliskan bahwa kamu membutuhkan uang.

Hal ini akan memicu penyeleksi enggan atau malas membaca esaimu sampai akhir. Mereka cenderung merasa bahwa kamu tidak akan bisa memberi feedback bagi pihak penyelenggara program beasiswa. Lebih baik, kamu cukup ceritakan keadaanmu apa adanya tanpa menyatakan bahwa kamu memerlukan uang secara blak-blakan.

3. Menggunakan frasa asing yang tidak kamu ketahui artinya

Ilustrasi wanita menggunakan laptop (Pexels.com/Sam Lion)

Ketika menulis esai, biasanya orang akan cenderung ingin menggunakan frasa atau kata-kata anti mainstream agar menarik penyeleksi yang membacanya. Sayangnya,  biasa jadi bila sebenarnya kamu gak terlalu paham dengan makna dari kata-kata yang kamu tuliskan. 

Nah, hal tersebut akan menjadi jebakan bagi kamu saat ke tahap wawancara. Pewawancara biasanya akan menggunakan kesempatan wawancara untuk menggali lebih dalam apa yang telah kamu tulis di esai. Ketika tiba-tiba diberi pertanyaan mengenai esaimu yang tidak kamu pahami, tentu akan sangat berisiko, kan?

Baca Juga: Apa Itu Beasiswa ADik Kemdikbud? Mahasiswa Asal Papua Wajib Tahu

4. Menggunakan quotes dan terminologi yang klise

ilustrasi orang menggunakan laptop(unsplash/Christin Hume)

Selain frasa-frasa unik, terminologi dan quotes orang lain yang mainstream juga kerap ditulis oleh banyak pendaftar beasiswa. Banyak yang gak menyadari bahwa kutipan seperti itu tidak relevan dengan isi esaimu dan terasa dipaksakan agar terlihat menarik. 

Padahal kenyataanya, penyeleksi bisa justru merasa dapat menebak apa alur berikutnya yang ada di esai karena isinya yang maintstream. Penting sekali agar kamu mencari kalimat atau selling point dari dirimu agar penyeleksi dapat tertarik membaca esai sampai akhir.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya