TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pola Pikir yang Perlu Dimiliki saat Menjalani Bimbingan Skripsi

Jangan anggap sebagai beban, bawa enjoy! 

Ilustrasi proses bimbingan skripsi (pexels.com/Amy Hirschi)

Skripsi sepertinya hampir selalu jadi hal yang menakutkan bagi mahasiswa. Banyak di antara mereka yang kewalahan menghadapinya. Tak jarang pula yang akhirnya tak berhasil selesai tepat pada waktunya dan harus menambah semester.

Salah satu yang dianggap paling sulit adalah menjalani proses bimbingan. Banyak yang akhirnya merasa bahwa bimbingan skripsi adalah beban. Pola pikir inilah yang harus diubah agar skripsi tak lagi jadi momok yang ditakuti.

"Faktor psikologi seperti pola pikir dan motivasi memiliki dampak lebih besar bagi pembelajaran dan performa akademik ketimbang dengan kemampuan penalaran. Sulit atau tidaknya tergantung pada apa yang mereka persepsikan, itu semua dapat dikontrol," tulis Carol S. Dweck dalam bukunya: Mindset and Skills that Promote Long-Term Learning, Dilansir Stanford.edu.

Ini berarti, kalau kamu berpikir skripsi itu sulit, maka akan jadi sulit. Begitupun dengan proses bimbingan. Jika kamu sudah berprasangka buruk, maka kamu tidak akan menikmatinya sama sekali.

Lantas, pola pikir seperti apa yang harus dimiliki saat menjalani bimbingan skripsi? Berikut penjelasannya.

1. Jadikan dosen pembimbing sebagai teman bertukar pikiran

Ilustrasi komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing (unsplash.com/ Christina)

Berhentilah menganggap jika berhadapan dengan dosen pembimbing merupakan hal yang menegangkan. Cobalah tanamkan di pikiranmu jika dosenmu adalah temanmu. Tapi bukan berarti kamu bertindak dan berbicara dengan tidak sopan, ya!

"Hubungan yang baik dimulai dari komunikasi yang baik. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, saran saya adalah dengan menganggap bahwa mereka yang berbicara denganmu adalah orang baik yang akan menyampaikan kebaikan," tulis Dale Carnegie dalam bukunya: How To Win Friends and Influence People.

Cobalah memulai dengan merileksasi tubuhmu, jangan tegang. Kemudian sapa dosenmu dengan ramah dan beri senyuman terbaikmu. Mereka akan menerimamu dengan baik jika kamu datang dengan baik.

Dengarkan dengan baik saat pembimbingmu memberikan saran, catat apa saja masukan yang mereka katakan. Lakukan komunikasi dua arah dengan bertanya jika ada hal yang tidak kamu pahami dari apa yang mereka jelaskan.

2. Revisi dilakukan agar hasil skripsi jadi lebih baik

Ilustrasi mahasiswa memperbaiki skripsi (unsplash.com/ Tim Gouw)

Jangan langsung kesal saat skripsimu direvisi. Jika kamu menganggap revisi sebagai hal yang menyebalkan, kamu akan menulis skripsi dengan mood  yang buruk. Suasana hati sangat berpengaruh pada hasil tulisanmu.

Berpikirlah bahwa memang skripsimu masih banyak kurangnya. Revisi dilakukan agar hasil skripsimu jadi lebih baik. Setidaknya, dengan begitu kamu akan aman dari cecaran dosen penguji saat sidang skripsi nanti.

Selain itu, skripsi adalah salah satu karyamu selama berkuliah. Kamu tentu ingin menghasilkan karya yang baik, kan?

Baca Juga: 5 Tips Cepat Selesaikan Skripsi, Mahasiswa Semester Akhir Wajib Tahu

3. Jangan malu bertanya pada siapa pun

Ilustrasi bertanya pada teman (unsplash.com/ Brooke Cagle)

Ingat, ada peribahasa yang berbunyi Malu bertanya sesat di jalan. Jika ada yang sulit kamu mengerti, bertanyalah! Jangan malu atau takut terlihat tidak kapabel.

Bertanya tidak harus pada dosen pembimbingmu saja. Terlebih jika kamu mendapatkan pembimbing yang sibuk dengan berbagai kegiatan. Bertanyalah pada temanmu, seniormu, asisten lab, atau siapa pun yang kamu rasa bisa kamu andalkan.

4. Mengatur ritme, istirahat juga penting!

Ilustrasi istirahat (unsplash.com/ Kinga Cichewicz)

Kamu perlu mengatur ritmemu. Karena ibarat berlari, skripsi ini adalah maraton. Kamu baiknya tidak memforsir energimu di awal. Perhatikan dengan baik kapasitasmu, buatlah jadwal pengerjaan yang dapat membuatmu bertahan sampai akhir.

Sisihkan waktu untuk menyegarkan dirimu. Ingatlah bahwa tubuhmu punya hak untuk beristirahat. Istirahat dapat membantumu berpikir dengan lebih jernih dan dapat meminimalisasi stres yang membebani kepalamu. 

"Generasi sekarang tidak menghargai pentingnya beristirahat. Padahal itu diperlukan untuk kesehatan mental, pikiran, dan ketahanan tubuh. Jadwalkan istirahatmu dengan baik, itu adalah bahan bakar yang akan menghantarkanmu pada garis finish," tulis Sarah Wikner, PhD seorang dosen psikologi, dilansir dari Linkedin.

Baca Juga: 5 Tips Komunikasi yang Efektif dengan Dosen Pembimbing Skripsi

Verified Writer

Kintan Ayu Sevila

Sejenis lumba-lumba

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya