TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Sekolah Berstatus "Ramah Anak" dengan 5 Prinsip Ini!

Agar sekolah tidak hanya untuk "tempat menuntut ilmu" saja

pexels.com/Stephen Paris

Program pengembangan Sekolah Ramah Anak merupakan upaya penjamin dan pemenuhan hak-hak hidup pada anak tanpa diskriminasi, kepentingan serta bentuk penghargaan terhadap anak. Berikut prinsip Sekolah Ramah Anak yang perlu diperhatikan oleh para orangtua!

1. Sekolah menjadi media pembelajaran sekaligus tempat "bermain" yang menyenangkan

instagram.com/angklungudjo

Anak-anak di sekolahkan tentunya untuk belajar ya? Tapi, rentang usia anak di sekolah baik taman kanak-kanak, dasar, bahkan tingkat menengah adalah waktu untuk eksplor atau bermain dengan kehidupannya sendiri.

Maka pilihlah sekolah yang tidak hanya memfasilitasi belajar saja, tapi juga tempat yang nyaman dan aman untuk bermain. Kegiatan belajar-mengajar tidak hanya berfokus pada hasil tranferisasi ilmu pengetahuan saja. Tapi bagaimana ilmu pengetahuan ditransfer dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak-anak.

Sehingga anak-anak pun dapat menerapkan ilmu tersebut bukan hanya dalam kertas ujian, tapi juga dalam kesehariannya sehari-hari.

2. Sekolah harus menstimulasi persaingan sehat dalam proses belajar-mengajar

Dok.Pribadi

Persaingan itu wajib diterapkan pada anak, lho. Dengan catatan persaingan tersebut dilakukan dan untuk tujuan yang baik dan sehat. Persaingan dibutuhkan agar anak memiliki jiwa saing yang tinggi dan mampu bersaing bukan hanya dengan teman sebaya, tapi juga dapat bersaing dalam kehidupan.

Cara yang paling mendasar untuk memupuk jiwa saing dalam diri anak, selain dimulai dari rumah, tentunya sekolah pun harus menjadi penunjang dalam hal tersebut. Dengan menciptakan miliu saing yang sehat dalam proses belajar-mengajar di sekolah.

Agar si anak dapat terus terpacu untuk memperbaiki dan meningkatkan diri ke tingkat yang lebih baik lagi.

Baca Juga: 5 Hal yang Membuat Rindu saat Pertama Kali Masuk Sekolah Dasar

3. Sekolah membuka ruang dialektika bagi anak

instagram.com/sarwendah29

Salah satu kunci keberhasilan dalam penyampaian informasi adalah adanya kelancaran komunikasi dari pihak informan ke pihak penerima informasi. Begitu pun dalam hal pendidikan baik di rumah maupun di sekolah.

Eloknya, sekolah yang menjadi tempat tranformasi ilmu dari pendidik dan yang dididik haruslah memiliki tingkat komunikasi yang baik.

Sekolah haruslah memiliki ruang dialektika atau sarana dan prasarana komunikasi yang baik dan terbuka bagi anak didik. Agar tidak terjadi komunikasi satu arah yang akan mengakibatkan tidak tersalurkannya ilmu pengetahuan dengan baik kepada anak.

Sehingga anak didik pun dapat menyalurkan ide maupun aspirasi yang ada dalam benaknya sendiri.

4. Guru di sekolah tidak merasa terancam dengan nilai siswa/anak-anak

Dok. Pribadi

Adanya sistem Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) kadang menjadikan pendidik, orang tua, bahkan anak didik khawatir. Seolah-olah KKM tersebut adalah nilai penentu lulus atau tidaknya sang anak. Bahkan, pendidik juga ikut-ikutan takut jika anak didiknya tidak mencapai angka minimum tersebut.

Sehingga melakukan segala cara, sampai memaksa anak didik untuk mencapai bahkan melampui nilai minimum itu.

Seharusnya, dengan adanya KKM tersebut bukan menjadi fokus utama bagi pendidik untuk melampaui nilainya, tapi bagaimana cara belajar-mengajar bagi anak-anak agar mereka dapat mampu menyerap konsep ilmu sekaligus menerapkannya dalam kehidupan.

Jika mereka dapat menguasai konsep dengan baik, bukan tidak mungkin nilai yang tinggi akan mudah untuk diraih.

Baca Juga: Dari Drama Hingga Thriller, 5 Film Jepang Ini Bertemakan Sekolah

Verified Writer

Aqeera Danish

edith

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya