TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Pengaruh Teknologi pada Remaja yang Harus Dipahami oleh Orangtua

Mendidik anak harus sesuai dengan zaman

ilustrasi orangtua mengajari anak (pexels.com/julia-m-cameron)

Berbicara mengenai teknologi, tentu hal ini tak bisa dihindari karena digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi ada di berbagai lini kehidupan, dari yang paling sederhana hingga paling rumit. Salah satu bagian dari teknologi yang paling dekat dengan keseharian remaja adalah media sosial. Bagi sebagian orang, media sosial menjadi cara terbaik untuk tetap terhubung dengan orang lain. Menggunakannya pun sangat mudah, dan kita bisa mendapatkan notifikasi di mana saja.

Remaja masa kini terlalu bergantung dengan teknologi. Interaksi secara langsung tak lagi banyak dilakukan seperti orang terdahulu. Cakupan teknologi juga sangat luas, setiap orang bisa menjangkau siapa saja di belahan dunia mana pun. Dan bagi orangtua, ini bisa mendatangkan kecemasan tersendiri jika tidak ada keterbukaan dengan anak. Hubungan antara teknologi dan kesehatan mental bagi remaja sangatlah kompleks. Namun, tak banyak orangtua menyadarinya.

Berikut ini merupakan tiga pengaruh teknologi pada kehidupan remaja yang seharusnya dipahami oleh para orangtua. Simak penjelasan berikut!

1. Sering kali teman online dianggap teman sejati

ilustrasi mengirim pesan (pexels.com/olly)

Orangtua sering merasa ragu ketika anak remajanya bercerita bahwa ia memiliki teman baik dari tempat lain, bahkan dari negara lain. Pemikiran yang kolot sering membuat orangtua merasa bahwa itu semua tidak mungkin dilakukan. Namun, nyatanya hal ini sangat mungkin terjadi. Remaja lebih menghargai persahabatan virtual ini, seperti halnya mereka menghargai persahabatan secara nyata.

Bagi banyak remaja, kesempatan untuk menjalin persahabatan virtual ini sangat menantang. Sebab mendapatkan lebih banyak teman secara online memungkinkan mereka untuk merasa lebih bahagia. Saluran komunikasi online akan menawarkan lebih banyak pilihan. Mereka tak perlu membalas pesan seketika, bisa punya lebih banyak waktu untuk mengenal lebih dalam, dan lebih sedikit tuntutan dari lingkungan sosial. Bagi banyak orang, kesempatan untuk menjalin persahabatan ini sangat berharga.

Baca Juga: 5 Kesiapan Mental Orangtua Menghadapi Anak Tumbuh Remaja

2. Banyak remaja mencari dukungan melalui media sosial

ilustrasi penggunaan media sosial (unsplash.com/austindistel)

Setiap hal yang terjadi dalam kehidupannya bisa dibagi di ruang online dengan bersifat anonim. Hal ini yang mendorong remaja untuk berbagi lebih banyak tanpa harus takut dan malu. Bahkan pada topik sensitif sekalipun, remaja tak ragu untuk berbagi. Sebab ini adalah cara untuk mencari dukungan dari orang lain. Dukungan dari orang yang tak dikenal bisa menjadi penyemangat meskipun ia tidak mengenalnya secara pribadi.

Sisi positifnya, remaja yang berjuang menghadapi kesulitan-kesulitan ini dapat saling mendukung, memperoleh harapan melalui pengalaman orang lain yang telah melewati kesulitan ini. Hal ini penting bagi kesehatan mental remaja yang umumnya masih sangat labil. Sebagai orangtua, tentu masih terasa asing, tapi inilah fenomena yang terjadi.

Verified Writer

It's Me, Sire

A dusk chaser who loves to shout in the silence

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya