TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Syarat Sah Puasa dalam Islam, Yuk Pahami!

Pahami biar ibadahmu diterima di sisi Allah SWT

ilustrasi hidangan berbuka puasa (pexels.com/Ahmed Aqtai)

Di bulan suci yang penuh berkah ini, seluruh umat islam diwajibkan untuk berpuasa selama sebulan penuh, terlebih bagi mereka yang telah balig. Tapi, perlu dipahami bahwa menjalankan ibadah puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar puasa yang kita lakukan sah dan diterima di sisi Allah SWT. Apa saja itu? Baca penjelasannya di bawah ini!

1. Niat

ilustrasi hidangan berbuka puasa (pexels.com/Zak Chapman)

Beberapa ulama berpendapat bahwa berniat juga termasuk ke dalam syarat sah puasa. Untuk itu, saat akan melakukan ibadah ini, kita perlu berniat dengan sungguh-sungguh terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya” 

Dari Hafshah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sesungguhnya beliau telah bersabda: 'Siapa yang tidak membulatkan niat puasanya sebelum fajar, maka puasanya tidak sah'. (HR. Ahmad)

2. Beragama Islam

ilustrasi orang sedang salat (pexels.com/Ali Arapoğlu)

Beragama Islam juga menjadi salah satu syarat sah puasa. Artinya, barangsiapa yang sedang berpuasa namun tidak beragama islam, maka puasa yang ia lakukan sesungguhnya tidak sah di sisi Allah SWT.

Mereka yang murtad atau keluar dari Islam dan melakukan ibadah puasa, maka puasanya tidak sah hukumnya. Adapun mereka yang muallaf atau baru masuk islam dan melakukan ibadah puasa, maka ibadahnya terhitung sah di sisi Allah SWT.

Baca Juga: 10 Rukun dan Syarat Sah Pernikahan dalam Agama Islam, Sudah Tahu?

3. Suci dari haid dan nifas

ilustrasi orang sedang salat (pexels.com/Alena Darmel)

Haid dan nifas merupakan dua hal yang dialami oleh perempuan dewasa. Saat sedang dalam kondisi tersebut, mereka tidak diperkenankan untuk melakukan ibadah, termasuk ibadah puasa. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

Dari Mu’adzah dia berkata, “Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata, ‘Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Maka Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ‘ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat.

Untuk itu, saat kamu sedang dalam kondisi haid atau nifas, kamu tidak perlu berpuasa terlebih dahulu. Sebagai gantinya, kamu wajib membayar utang puasa tersebut di hari lainnya di luar bulan suci Ramadan. Catat baik-baik, ya!

4. Mampu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa

ilustrasi orang mengaji (pexels.com/Thirdman)

Tak kalah penting, saat sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, kita perlu menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan ibadah tersebut. Mulai dari menahan lapar, haus, muntah dengan sengaja, mengeluarkan air mani dengan sengaja ataupun menahan syahwat dengan pasangan. Hal ini perlu dilakukan mulai dari terbitnya matahari di waktu subuh hingga terbenamnya matahari di waktu magrib. 

Saat melakukan ibadah puasa, kita juga dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, khususnya di bulan suci Ramadan. Seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, bersedekah, membantu sesama, dan lain sebagainya. Allah SWT akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang melakukan hal-hal baik di bulan yang penuh berkah ini, lho!

Verified Writer

Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya