TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

11 Sebutan Kerabat dalam Bahasa Jawa, Wong Jowo Kudu Weruh Iki!

Ada misanan, ada mindhoan, apa tuh bedanya? #LokalIDN

romadecade.org/suku Jawa

Bahasa Jawa merupakan satu dari sekian banyak bahasa daerah yang ada di Indonesia. Seperti bahasa-bahasa daerah lainnya yang memiliki keunikan dan kaidahnya masing-masing, Bahasa Jawa pun juga memiliki aturannya sendiri dalam berbahasa. Salah satunya adalah kaidah sebutan kerabat atau yang dalam Bahasa Jawa disebut dengan ‘prenahe sedulur’.

Prenahe sedulur merupakan kumpulan istilah yang dipakai untuk sebutan dulur atau kerabat dalam hubungan keluarga. Istilah-istilah prenahe sedulur tersebut antara lain adalah:

1. Sedulur

pixabay.com/Bessi

Istilah sedulur merupakan sebutan untuk saudara kandung atau sedarah. Kamu dengan kakak dan adik dari orangtua yang sama bisa disebut dengan sedulur.

2. Misanan (saudara se-kakek/se-nenek)

unsplash.com/Robert Collins

Istilah misanan berasal dari kata ‘pisan’ yang berarti ‘pertama’. Dalam bahasa Indonesia, misanan sama artinya dengan sepupu. Istilah ini merupakan sebutan untuk anaknya kakak ataupun anaknya adik dari ayah dan ibu. Misalnya, ayahnya Doni mempunyai kakak bernama Tono. Tono memiliki anak bernama Robi, maka hubungan antara Doni dan Robi adalah misanan (sepupu).

3. Mindhoan (saudara se-buyut)

unsplash.com/Dimitri Houtteman

Mindhoan berasal dari kata ‘pindho’ yang artinya kedua. Mindhoan merupakan istilah untuk menyebut anak dari anaknya saudara kakek atau nenek. Misalnya mas mindhoan, yaitu anak laki-laki dari anak kakaknya kakek atau nenek. Ada juga adik mindhoan, yaitu anak dari anaknya adik kakek atau nenek. Contohnya, kakeknya Rina mempunyai adik bernama Siti, Siti ini mempunyai anak bernama Surya, dan Surya memiliki anak bernama Dimas, maka hubungan antara Rina dan Dimas adalah mindhoan.

4. Ponakan atau keponakan

pixabay.com/edsavi30

Istilah ini dipakai untuk menyebut anak dari sedulur atau saudara kandung. Misalnya Dini dan Tika adalah saudara kandung, maka anaknya Tika merupakan keponakan Dini.

Baca Juga: Jowo Tenan, 5 Rekomendasi Channel YouTube Ini Buatmu Jago Bahasa Jawa!

5. Paklik dan bulik

unsplash.com/Sharon McCutcheon

Paklik dan bulik adalah istilah untuk menyebut adik dari ayah atau ibu. Paklik merupakan singkatan dari ‘bapak cilik’ yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘ayah kecil’ dipakai untuk memanggil adik laki-laki ayah atau ibu, sedangkan bulik ialah singkatan dari ‘ibu cilik’ yang artinya ‘ibu kecil’ untuk memanggil adik perempuan ayah atau ibu.

6. Pakdhe dan budhe

unsplash.com/CDC

Pakdhe dan budhe merupakan kebalikan dari paklik dan bulik, yaitu istilah untuk menyebut kakak dari ayah atau ibu. Pakdhe ialah singkatan dari ‘bapak gedhe’ yang berarti ‘ayah besar’ sedangkan budhe adalah singkatan ‘ibu gedhe’ yang artinya ‘ibu besar’. Masing-masing digunakan untuk menyebut kakak laki-laki dan kakak perempuan ayah atau ibu.

7. Putu

unsplash.com/Ekaterina Shakharova

Putu dalam bahasa Indonesia artinya cucu. Istilah ini dipakai untuk menyebut anaknya anak. Misalnya Pak Rudi memiliki anak bernama Reno, Reno memiliki anak bernama Ardi, maka Ardi ini merupakan putu (cucu) dari Pak Rudi.

8. Anak mantu

pixabay.com/belajatiraihanfahrizi

Anak mantu adalah istilah untuk menyebut istri atau suami dari anak kita. Dalam bahasa Indonesia, disebut juga dengan ‘menantu’.

9. Maratuwa/morotuwo

unsplash.com/Walter Gadea

Maratuwa merupakan istilah sebutan untuk orang tuanya istri/suami. Istilah ini, dalam bahasa Indonesia berarti ‘mertua’.

10. Besan

unsplash.com/Abby AR

Istilah ini digunakan untuk menyebut orang tuanya menantu. Misalnya anak dari Pak Andi dan Bu Andi menikah dengan anak dari Pak Hendra dan Bu Hendra, maka Pak Hendra dan Bu Hendra adalah besan dari Pak Andi dan Bu Andi, begitupun sebaliknya.

Verified Writer

Nurul Fatin Sazanah

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya