TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mau Beasiswa ke Luar Negeri? 7 Dokumen Ini Harus Disiapkan Sejak Dini

Biar kamu gak keteteran dan semuanya berjalan lancar!

wmky.org

Siapa sih yang gak mau kuliah ke luar negeri? Apalagi kuliah di kampus mentereng dan dapat beasiswa penuh. Wah, pasti mau dong?

Untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri, kamu tentu butuh banyak persiapan. Salah satunya adalah mempersiapkan berbagai dokumen yang dipersyaratkan pihak pemberi beasiswa.

Menyiapkan dokumen-dokumen tersebut bisa jadi gampang-gampang susah, mengingat banyaknya jenis dokumen yang harus kamu lengkapi. Beberapa dokumen tersebut bahkan gak bisa didapatkan salam waktu yang singkat, sehingga kamu perlu menyiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya.

Kalau kamu berminat mendaftar beasiswa ke luar negeri, berikut ini beberapa jenis dokumen yang perlu kamu persiapkan sedini mungkin!

1. Sertifikat kemampuan bahasa asing

duhoc.online

Jenis sertifikat bahasa yang kamu butuhkan perlu disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan oleh universitas tujuanmu. Untuk bahasa Inggris, sertifikat berskala internasional yang umum digunakan adalah IELTS atau TOEFL.

Proses mendapatkan sertifikat IELTS atau TOEFL bisa jadi sedikit menantang dan lama, mengingat kamu harus mencapai skor minimal tertentu yang ditetapkan universitas tujuanmu. Kalau kamu ikut tes "sekali tembak" dan langsung dapat skor yang memenuhi standar minimal universitas tujuanmu, tentu ini gak jadi masalah.

Tapi kalau kamu merasa kemampuan bahasa Inggrismu rendah dan punya skor IELTS atau TOEFL yang juga rendah, kamu bisa belajar mandiri atau ikut kursus dulu selama beberapa bulan sebelum siap untuk ikut tes resminya. Setelah dapat skor IELTS atau TOEFL yang memenuhi persyaratan universitas tujuan, baru kamu bisa memakai sertifikatnya.

Karena proses mendapatkan sertifikat bahasa yang cukup "ribet" dan lama inilah, maka kamu harus mempersiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya.

2. Surat referensi atau rekomendasi

business.lovetoknow.com

Pihak pemberi beasiswa umumnya mensyaratkan surat rekomendasi yang bisa kamu minta dari dosen pembimbing sebelumnya atau atasanmu di kantor. Surat ini umumnya dibuat oleh orang yang benar-benar tahu tentang diri kamu dan kompetensimu.

Meski terlihat sepele, surat ini harus mulai kamu pikirkan sejak dini. Kalau kamu meminta surat ini secara mendadak ke dosen atau atasanmu, mereka belum tentu ada untukmu saat itu juga. Bisa saja mereka sedang melakukan perjalanan dinas ketika kamu sedang butuh dan deadline sudah sangat dekat.

Selain itu, pembuatan surat rekomendasi bisa saja melibatkan instansi, lembaga, atau universitasmu. Misalnya, stempel atau cap lembaga beserta kop surat resmi. Dalam hal ini, instansi atau lembaga tersebut biasanya gak bisa mengeluarkan surat rekomendasi dengan cepat. Perlu waktu selama beberapa hari untuk memproses surat itu.

Karenanya, komunikasikan baik-baik dengan dosen atau atasanmu jauh-jauh hari sebelumnya.

Baca Juga: 5 Pusat Informasi Beasiswa yang Jarang Dilirik Orang, Yuk Kita Cari!

3. Esai atau surat motivasi

freepik.com/freepik

Buat kamu, esai atau surat motivasi mungkin terdengar mudah dan sepele. Faktanya, menulis sebuah esai atau surat motivasi bukan sesuatu yang mudah.

Esai atau surat motivasi yang kamu buat harus memuat visi misimu serta alasan yang kuat kenapa kamu memilih belajar di luar negeri, kenapa memilih program studi dan universitas tujuan, hingga kenapa kamu layak untuk mendapatkan beasiswa yang kamu lamar. Gak sembarangan, konten yang kamu buat harus jelas, konkrit, dan ringkas.

Meski mungkin hanya satu halaman, sebaiknya esai atau surat motivasi harus kamu siapkan sedini mungkin. Kamu tentu butuh cukup waktu untuk berpikir dan merefleksikan diri mengenai konten esai atau surat motivasi yang kamu tulis, bukan?

4. Letter of Acceptance (LoA)

theglobeandmail.com

Letter of Acceptance (LoA) atau Offer Letter merupakan dokumen yang dikeluarkan universitas dan menyatakan bahwa kita sudah diterima di universitas tersebut, baik dengan status conditional (dengan syarat) atau unconditional (tanpa syarat). Untuk mendapatkan LoA, dibutuhkan waktu yang cukup lama tergantung universitasnya. Setelah melakukan pendaftaran online pada website universitas, biasanya LoA baru akan dikirimkan dalam hitungan 2 minggu hingga bulanan. Universitas-universitas populer biasanya butuh waktu yang lebih lama untuk decision time.

Beberapa pemberi beasiswa menjadikan LoA sebagai syarat wajib saat pendaftaran, seperti misalnya StuNed (beasiswa pemerintah Belanda) dan Eiffel Scholarship (beasiswa pemerintah Perancis). Sementara itu, beberapa beasiswa lainnya gak menjadikan LoA sebagai syarat pendaftaran. Meski sifatnya opsional, tapi LoA bisa menjadi "senjata" buat memperbesar kemungkinan lolos beasiswa. Dengan begitu, usahakan untuk tetap mendapatkannya.

Karena LoA gak bisa kamu dapatkan dengan cepat, alangkah baiknya untuk mendaftar ke universitas tujuanmu sedini mungkin. Dengan begitu ketika beasiswa dibuka, kamu sudah siap untuk mendaftar dengan LoA.

5. Proposal riset

bk-eg.com

Terutama untuk kamu yang ingin mengambil program Master by Research atau S3, proposal riset menjadi salah satu dokumen yang sangat penting. Sebuah proposal riset berisi tentang rencana penelitian selama menempuh studi di universitas tempat kita belajar nantinya.

Proposal riset sebagai syarat beasiswa umumnya ditulis secara ringkas, yaitu sekitar 1-2 halaman saja. Meski singkat, kamu tetap harus mempersiapkan dokumen ini sedini mungkin. Kamu tentu butuh cukup waktu untuk mencari tahu topik penelitian yang sesuai dengan minat dan bakatmu, bukan? Mempersiapkan proposal riset sejak dini juga memungkinkanmu untuk mengoreksinya berulang kali atau meminta feedback dari dosen atau temanmu.

6. Identitas pengenal

thejakartapost.com

Kalau kamu berencana melanjutkan studi ke luar negeri tapi belum punya paspor, jangan tunda lagi untuk membuatnya. Umumnya, paspor menjadi syarat administratif pendaftaran beasiswa. Kalau kamu masih belum punya paspor pada saat pendaftaran beasiswa dibuka, nantinya kamu sendiri yang akan keteteran.

Membuat paspor bisa saja memakan waktu yang lama, apalagi kalau antrean sedang panjang-panjangnya. Selain itu, ada juga kemungkinan telatnya pengajuan aplikasi karena hal lain di luar kendali. Jadi, buat paspor sesegera mungkin ya! Jangan sampai hal-hal seperti ini justru "menjegal" aplikasi beasiswamu.

Baca Juga: 5 Jenis Beasiswa Berdasarkan Sumber Pembiayaannya, LPDP Salah Satunya!

Verified Writer

Rivandi Pranandita Putra

Mencari proofread skripsi/tesis/jurnal ilmiah? IG: @mollyproofread

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya