Apa Itu Deisme? Ini Prinsip hingga Tokoh-tokoh Pentingnya!
Sebuah pandangan hidup akan Tuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apa itu deisme? Mengutip laman Kamus Besar Bahasa Indonesia, deisme adalah pandangan hidup atau ajaran yang mengakui adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tetapi Tuhan tidak ikut campur tangan terhadap urusan manusia dan alam semesta. Deisme merupakan filsafat keagamaan yang berkembang pada abad ke-18 dan ke-19, namun pengaruhnya masih bertahan hingga zaman kita sekarang.
Mengutip e-jurnal Deisme: Dari Edward Herbert sampai Davis Humes oleh Shofiyullah Muzammil (2015), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, deisme mengajarkan bahwa semua orang dapat mengetahui dan mempercayai Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, apa itu deisme dan prinsip-prinsipnya? Simak di bawah ini.
1. Apa itu deisme?
Deisme merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan pandangan-pandangan religius non-ortodoks yang berhubungan dengan beberapa penulis Inggris abad ke-17 dan ke-18. Jadi, deisme adalah suatu gerakan atau sistem berpikir atau paham yang mendukung agama alam (natural religion), menekankan pada aspek moralitas, akan tetapi menyangkal intervensi Tuhan Sang Pencipta dalam hukum alam.
Dengan kata lain, deisme meyakini bahwa Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta hukum-hukumnya, setelah itu alam berjalan sesuai kaidah hukum yang telah ditetapkan itu tanpa sama sekali ada campur tangan Tuhan. Tuhan betul-betul lepas tangan, dan alam sepenuhnya berjalan dengan hukumnya.
Secara etimologis, kata deisme berasal dari bahasa Latin Deus yang berarti Tuhan. Sama dengan pengertian Theos dalam bahasa Yunani yang juga berarti Tuhan. Kata “theism” dalam bahasa Inggris dibentuk dari kata Theos dalam bahasa Yunani.
Oleh karena itu, sebelum abad ke-17, kata-kata “theism” dan “deism” dapat dipertukarkan penggunaannya dalam bahasa Inggris. Namun dalam perkembangannya, para filsuf dan teolog mulai membedakan pengertian kedua istilah tersebut, terutama pada akhir-akhir abad ke-17.