TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Deisme? Ini Prinsip hingga Tokoh-tokoh Pentingnya!

Sebuah pandangan hidup akan Tuhan

Ilustrasi membaca (unsplash.com/David Lezcano)

Apa itu deisme? Mengutip laman Kamus Besar Bahasa Indonesia, deisme adalah pandangan hidup atau ajaran yang mengakui adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tetapi Tuhan tidak ikut campur tangan terhadap urusan manusia dan alam semesta. Deisme merupakan filsafat keagamaan yang berkembang pada abad ke-18 dan ke-19, namun pengaruhnya masih bertahan hingga zaman kita sekarang.

Mengutip e-jurnal Deisme: Dari Edward Herbert sampai Davis Humes oleh Shofiyullah Muzammil (2015), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, deisme mengajarkan bahwa semua orang dapat mengetahui dan mempercayai Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, apa itu deisme dan prinsip-prinsipnya? Simak di bawah ini.

1. Apa itu deisme?

ilustrasi membaca buku (pexels.com/ready made)

Deisme merupakan istilah yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan pandangan-pandangan religius non-ortodoks yang berhubungan dengan beberapa penulis Inggris abad ke-17 dan ke-18. Jadi, deisme adalah suatu gerakan atau sistem berpikir atau paham yang mendukung agama alam (natural religion), menekankan pada aspek moralitas, akan tetapi menyangkal intervensi Tuhan Sang Pencipta dalam hukum alam.

Dengan kata lain, deisme meyakini bahwa Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta hukum-hukumnya, setelah itu alam berjalan sesuai kaidah hukum yang telah ditetapkan itu tanpa sama sekali ada campur tangan Tuhan. Tuhan betul-betul lepas tangan, dan alam sepenuhnya berjalan dengan hukumnya.

Secara etimologis, kata deisme berasal dari bahasa Latin Deus yang berarti Tuhan. Sama dengan pengertian Theos dalam bahasa Yunani yang juga berarti Tuhan. Kata “theism” dalam bahasa Inggris dibentuk dari kata Theos dalam bahasa Yunani.

Oleh karena itu, sebelum abad ke-17, kata-kata “theism” dan “deism” dapat dipertukarkan penggunaannya dalam bahasa Inggris. Namun dalam perkembangannya, para filsuf dan teolog mulai membedakan pengertian kedua istilah tersebut, terutama pada akhir-akhir abad ke-17.

2. Prinsip dasar deisme

ilustrasi membaca buku di perpustakaan (freepik.com/jcomp)

Deisme memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan paham Ketuhanan lainnya. Kaum Deis percaya kepada Tuhan, tetapi mereka tidak memiliki perangkat sistem kepercayaan formal atau sistem peribadatan kepada Tuhan. Mereka biasanya disebut sebagai penganut agama alam (natural religion), yang mengakui pengetahuan religius yang diterima semata-mata melalui akal, sebagai lawan dari pengetahuan religius yang diperoleh melalui wahyu atau dogma keagamaan.

Karakteristik deisme lainnya adalah mereduksi fungsi Tuhan di dalam penciptaan alam semesta hanya pada penyebab pertama saja, dan tidak ada keterlibatan lebih lanjut. Umumnya para ahli merumuskan lima prinsip dasar dalam deisme. Berikut di antaranya:

  • Tuhan itu ada (belief in the existence of the Deity/God).
  • Tuhan hendaknya disembah (the obligation to revere God).
  • Melakukan kebaikan adalah ibadah paling utama kepada Tuhan (that virtue and piety are the chief parts of divine worship).
  • Setiap orang pasti pernah melakukan kejahatan dan adalah wajib untuk menyesali perbuatan mereka (the obligation to repent of sin and to abandon it).
  • Kelak mereka akan menerima penghargaan atau hukuman setelah mati (Good works will berewarded and punishment for evil both in life and after death).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya