TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Itu Petrus? Sejarah Kelam Orde Baru, Dalangnya Masih Teka-teki

"Piye kabare, enak jamanku to?"

Ilustrasi penembakan (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari sekian banyak catatan sejarah di Indonesia, penembakan misterius atau petrus adalah salah satu kisah tak terlupakan dari era Orde Baru. Pada zaman itu, banyak masyarakat tiba-tiba hilang dari peredaran karena dianggap meresahkan keamanan negara. Bahkan hingga saat ini pun keberadaan mereka masih jadi misteri.

Tak hanya itu, banyak juga yang ditangkap dan kemudian ditembak mati. Oleh sebab itu, pada zaman Presiden Soeharto jarang terjadi kejahatan akibat ada ancaman yang sangat serius. Lantas, apa itu petrus dan siapa dalang di baliknya? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Apa itu petrus?

Ilustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Petrus atau Penembakan Misterius merupakah peristiwa kelam yang terjadi pada era Orde Baru, tepatnya tahun 1983 sampai 1985. Tujuan operasi petrus ini tak lain untuk membasmi kasus dan pelaku kejahatan yang kerap muncul pada era Presiden Soeharto.

Pasalnya, semua preman atau penjahat yang punya catatan hitam saat itu dibabat habis tanpa adanya proses pengadilan. Mereka hanya pasrah menunggu giliran kapan akan ditembak mati.

Banyak pihak yang mengatakan bahwa Soeharto menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas fenomena mengerikan ini. Alasannya tak lain karena peristiwa ini terjadi ketika masa pemerintahannya.

2. Termasuk pelanggaran HAM berat

IDN Times/Margith Juita Damanik

Peristiwa Petrus termasuk dalam kategori pelanggaran HAM berat. Pasalnya, operasi ini sudah menghilangkan banyak nyawa dan penyiksaan tanpa proses hukum yang adil.

Sejak tahun 2008, Komnas HAM sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkapkan deretan pelanggaran HAM berat saat Orde Baru, salah satunya adalah peristiwa ini. Menurut informasi, setidaknya terdapat 115 orang yang dianggap berkaitan dengan operasi petrus. Semua itu terdiri dari 95 saksi, 2 saksi aparat sipil, 14 saksi korban, 2 purnawirawan TNI, dan 2 purnawirawan polisi.

Namun, dalam penyelidikan ini Komnas HAM mengalami jalan buntu lantaran penolakan dari purnawirawan TNI dan polisi dalam memberikan keterangan. Bukan hanya itu, korban pun mendapat teror saat ingin memberikan keterangan pada Komnas HAM.

Baca Juga: Wajib Tahu! 7 Fakta Mengerikan di Balik Orde Baru

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya