Mengenal Tari Indang untuk Melestarikan Budaya Lokal
Tarian ini sudah merambah kancah internasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membicarakan mengenai kesenian, Indonesia memang patut diperhitungkan, apalagi wilayah Sumatera Barat. Provinsi ini memiliki banyak sekali kebudayaan yang dapat dibanggakan, seperti tari-tarian. Salah satu tarian yang terkenal dari Sumatera Barat adalah Tari Indang.
Kata "indang" dalam nama tari ini, berasal dari bahasa Minang yang memiliki arti sebuah rebana kecil. Adapun nama lain dari Tari Indang adalah Tari Dindin Badindin. Pada awalnya, Tari Indang ini ada sebagai sarana mengembangkan ajaran agama Islam pada masyarakat Minang.
Baca Juga: 5 Macam Tari Rejang di Bali, Pementasan yang Sakral
1. Sejarah Tari Indang
Tari Indang pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin pada sekitar abad ke-13 atau abad ke-14. Tari Indang ini ditunjukkan dalam rangka mensyiarkan agama Islam di seluruh pelosok tanah Sumatera Barat.
Menurut sumber lain, Tari Indang berasal dari pedagang dari Arab yang pergi ke pesisir barat di Sumatera, lalu menyebar ke daerah Pariaman. Terjadi akulturasi budaya yang menciptakan kesenian bernuansa Islami.
Tari Indang mulai dikenal banyak orang, dikatakan bahwa salah seorang tokoh agamawan pengikut Syekh Burhanuddin yang bernama Rapa’I, mulai memperkenalkan Tari indang dalam festival perayaan Tabuik di Pariaman. Festival ini merupakan perayaan lokal masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai Sumatera Barat. Festival ini sebenarnya bertujuan untuk memperingati wafatnya Imam Husein bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Pada saat ini, Tari Indang kerap mewakili Indonesia dalam pagelaran budaya internasional. Salah satunya adalah tampil di The State Kremlim Palace di lingkungan Kremlin saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-60 Peoples’ Friendship University of Russia (RUDN University).
Baca Juga: 5 Jenis Tari Legong, Seni Tari Bali dengan Gerakan Indah