Selain Kuliah, 4 Program Ini Bisa Wujudkan Impianmu ke Jerman
Traveling sambil bekerja dan digaji, pasti bisa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Eropa adalah tempat impian banyak orang. Salah satunya adalah Jerman. Gak dipungkiri, Jerman memang menjanjikan banyak ilmu pengetahuan.
Lalu gimana caranya kamu bisa traveling ke Eropa sambil kerja dan dapat gaji pula, sementara namamu tidak juga terpilih untuk mendapatkan beasiswa S2 dan uangmu tidak cukup untuk membiayainya. Tenang, 4 program berikut ini bisa kamu jadikan batu loncatan menuju Jerman.
Bukan hanya bagi kamu yang sudah sarjana, bagi yang baru lulus SMA pun tidak ada salahnya juga mencoba. Selain mendapatkan pengalaman, kamu juga bisa belajar lebih mandiri.
1. Au Pair
Au Pair adalah sebuah program pertukaran budaya. Dulunya negara-negara Eropa hanya mengambil seorang au pair dari negara-negara Uni Eropa. Sejak tahun 2005 peraturan dirubah dan membolehkan warga negara non Uni Eropa menjadi seorang au pair. Tentu kebijakan ini membuka peluang besar bagi muda-mudi Indonesia yang belum berkesempatan untuk kuliah di negara-negara maju untuk bisa merasakan kehidupan disana sambil belajar dan bonusnya bisa traveling gratis.
Seorang au pair biasanya tinggal bersama satu keluarga di Jerman. Program au pair sendiri tidak membolehkan kamu yang sudah pernah tinggal ataupun bersekolah selama sedikitnya 2 tahun di Jerman untuk menjadi seorang au pair. Hal ini karena salah satu tujuan au pair sendiri adalah mengenalkan budaya dan Bahasa Jerman dimana kamu diwajibkan mengikuti sekolah bahasa yang teman-temanmu juga orang-orang asing dari seluruh dunia. Rentang usia untuk menjadi seorang au pair adalah 17 sampai 27 tahun untuk Jerman.
Setiap negara berbeda-beda soal ketetapan batas usia ini. Kamu akan diberikan uang jajan sebesar 4-5 juta rupiah per bulan untuk negara Jerman. Lagi-lagi semua syarat dan ketentuan memang tergantung negara masing-masing. Sejumlah 4-5 juta tentu lumayan bagi kamu yang baru lulus SMA ataupun fresh graduate yang masih pengangguran dimana dengan uang tersebut kamu tidak perlu lagi membayar segala kebutuhanmu karena sudah ditanggung keluarga angkatmu termasuk asuransi kesehatan. Belum lagi bonus yang kamu dapatkan jika kamu harus mengerjakan pekerjaan diluar kewajiban dan waktu kerjamu sebagai au pair yang tidak boleh lebih dari 6 jam per hari atau 30 jam per minggu.
Lalu apa pekerjaanmu saat menjadi seorang au pair?
Hal yang kamu lakukan selama menjadi seorang au pair tidak bisa disebut sebagai pekerjaan karena au pair bukanlah pekerja. Biarpun begitu tetap ada aturan-aturan yang ditetapkan negara-negara Uni Eropa untuk seorang au pair dan keluarga angkatnya. Kamu adalah bagian dari keluarga yang kamu tinggali. Jadi, berlakulah seperti anak dan anggota keluarga mereka. Patuhi aturan yang ada di rumah tersebut karena setiap keluarga memiliki aturannya masing-masing. Pada umumnya orang-orang mengambil seorang au pair untuk menjaga anak-anak mereka yang masih kecil. Tapi jangan kira bahwa au pair adalah babysitter atau seperti TKW di Malaysia dan Arab Saudi. Sama sekali berbeda karena au pair diperlakukan seperti anggota keluarga dan bukan non stop bekerja. Jadi, au pair itu sama seperti seorang kakak tertua yang menjaga adik-adiknya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.