TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tari Serimpi: Sejarah, Gerakan, Jenis, Pola, dan Maknanya

Sebuah tarian tradisional asal Yogyakarta dan Surakarta

ilustrasi tari serimpi (unsplash.com/culturetrip)

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat unik dan menarik. Hampir setiap wilayah memiliki ciri khas kesenian masing-masing, mulai dari alat musik, lagu, hingga tarian tradisional. Salah satu tarian tradisional Indonesia asal Yogyakarta dan Surakarta adalah tari serimpi.

Tari serimpi merupakan tarian klasik yang sudah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung di Kerajaan Mataram Islam. Tarian ini sering kali ditampilkan dalam acara resmi di Keraton Yogyakarta. Untuk mengenal jenis, pola, makna, dan gerakannya, simak penjelasan berikut.

1. Sejarah tari serimpi

ilustrasi tari serimpi (dok. Kemdikbud)

Sejarah tari serimpi berawal pada masa pemerintahan Sultan Agung di kerajaan Mataram pada tahun 1613-1646. Tarian ini merupakan tarian sakral yang dipertunjukkan saat peringatan kenaikan takhta sultan dan acara-acara kerajaan.

Namun, pada tahun 1775 kerajaan Mataram mengalami perpecahan, sehingga terbagi menjadi dua, yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. Perpecahan ini membuat perkembangan tari Serimpi menjadi terbagi dua dengan jenis tarian yang cukup berbeda.

Tari serimpi di keraton Yogyakarta merupakan tarian sakral yang dilakukan oleh empat penari perempuan dengan kostum yang khas serta memiliki tema peperangan. Sedangkan sajian teknis tari serimpi Surakarta mengalami perbedaan, tetapi masih menggunakan prinsip dasar dari Yogyakarta.

Baca Juga: 29 April Hari Tari Internasional: Ini Sejarahnya

2. Jenis-jenis tari serimpi

ilustrasi tari serimpi (dok. Pariwisata Indonesia)

Tari serimpi dari daerah Yogyakarta dan Surakarta memiliki banyak perbedaan jenis yang menarik untuk kamu ketahui. Tari serimpi Surakarta dibagi menjadi serimpi anglir mendhung dan serimpi sangupati.

Sementara itu, tari serimpi Yogyakarta dikenal sebagai serimpi babul layar, serimpi dhempel, dan serimpi genjung. Tarian serimpi juga mengalami perkembangan lebih besar berdasarkan penciptaannya, yakni serimpi padhelori yang diciptakan Sultan Hamengkubuwono VI dan VII.

Selain itu, terdapat juga, tari serimpi sangupati yang diciptakan Pakubuwana IX, hingga tari serimpi anglirmendhung ciptaan Mangkunegara I. Cukup beraneka ragam, bukan?

3. Makna Tari Serimpi

ilustrasi penari serimpi (dok. Kraton Yogyakarta)

Tari serimpi ditampilkan dengan inti cerita yang dibacakan langsung atau biasa disebut dengan pamaosan kandha ('pembacaan narasi' dalam bahasa Jawa). Kandha ini merupakan sebuah narasi yang menceritakan latar belakang pementasan, tujuan, dan ringkasan cerita tari serimpi.

Dalam pementasannya, ada tiga sumber cerita yang biasa digunakan, yakni kisah Mahabharata, cerita "menak" (cerita sosok penting pada zaman dahulu), dan legenda Jawa. Tarian ini biasa ditampilkan dalam acara sakral di lingkungan keraton saat pengukuhan raja atau sultan.

4. Gerakan tari serimpi

ilustrasi tari serimpi (dok. Kraton Yogyakarta)

Tari serimpi ditampilkan dengan gerakan yang harmonis dan lemah lembut. Gerakan tari serimpi memiliki tiga jenis, yakni maju gawang, pokok, dan mundur gawang. 

Maju gawang merupakan gerakan pembuka tarian saat penari memasuki area panggung. Mereka akan berjalan, lalu berbelok ke kiri dan ke kanan sesuai dengan pola lantai. Setelah itu, para penari akan melakukan gerakan pokok dari tari serimpi.

Gerakan tarian ini menyesuaikan dengan cerita dan properti yang digunakan. Setelah selesai, mereka akan melakukan gerakan mundur gawang untuk menutup pementasan tari.

Baca Juga: Penuh Kontroversi, 5 Gerakan Tarian yang Pernah Mengejutkan Dunia 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya