ilustrasi anak bermain sepak bola (pexels.com/Lukas)
Waldorf education pertama kali dikembangkan oleh filsuf Austria, Rudolf Steiner, pada 1919 silam. Sekolah ini gak hanya akan fokus pada aspek akademik saja, lebih jauh dari itu metode yang diterapkan akan berfokus pada perkembangan anak seutuhnya. Di sini, anak akan dilatih perkembangan emosional, spiritual, serta fisik secara seimbang.
Samantha Cosentino, direktur pemasaran di San Francisco Waldorf School, dilansir US News, mengungkapkan, lingkungan belajar di sekolah ini sering kali meluas ke luar ruangan dan menerapkan pembelajaran dan keterlibatan langsung dengan alam. Anak akan dilatih kreativitasnya, ekspresi diri, hingga keterampilan praktis.
"Ruang kelas Waldorf adalah ruang yang aman di mana pengajar dan staf menghormati kepolosan dan imajinasi anak usia dini. Mereka akan mendukung tahap pertumbuhan, rasa ingin tahu, dan empati anak sekolah dasar yang sedang berkembang, serta menginspirasi kapasitas dan keterlibatannya," ujar Cosentino.