ilustrasi sekolah (pexels.com/Iqwan Alif)
Sebagai Wiyata Mandala, sekolah wajib berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dan tidak melepaskan diri dari isu sosial budaya yang ada lingkungan setempat. Sekolah juga bertugas untuk mencegah pemikiran dan perbuatan yang memicu pertikaian karena perbedaan suku, agama, rasa, tingkat sosial ekonomi dan paham politik.
Agar dapat menjadi suri tauladan, sekolah yang memiliki Wawasan Wiyata Mandala harus berprinsip menjadi:
- Lembaga yang memberikan bekal hidup:
Dalam hal ini sekolah seharusnya bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para intelektual muda tapi juga menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan dan pengalaman tentang hidup, mulai dari berorganisasi, bersosialisasi, dan pendidikan lingkungan hidup (PLH).
- Sekolah sebagai institusi tempat belajar dibawah bimbingan:
Dalam bimbingan peran pendidik lebih dari seorang pengajar, sehingga pendidik menempatkan diri sebagai orang tua atau kakak.
- Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang adil bagi pemangku kepentingan:
Hal tersebut bisa berupa pemerataan kesempatan untuk transfer pengetahuan dan pengalaman tanpa membedakan kemampuan ekonomi, kemampuan, kecerdasan, serta fisik (gagasan sekolah inklusi).
- Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan minat siswa:
Prinsip ini sejalan dengan teori multiple intelligence (Howard Gardner) yang memandang bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan seni dan kemampuan lainnya juga perlu dipertimbangkan secara seimbang.
- Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar intelegensi:
Peningkatan kemampuan intelektual, emosional, maupun kemampuan-kemampuan lainnya mendapat perhatian yang sama.
- Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mengembangkan:
Kemampuan emosional dan sosial, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan lain-lain.
- Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan watak:
Sikap sederhana, jujur, terbuka, penuh toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi, ramah tamah dan bersahabat, cinta negara, cinta lingkungan, siap bantu membantu khususnya kepada yang kurang beruntung merupakan sikap dan watak yang perlu dibentuk di dalam lingkungan sekolah.
- Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri:
Salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta didik belajar secara mandiri. Dengan proses pendewasaan yang diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu menjejali pemikiran peserta didik dengan perintah. Kemandirian juga membuat peserta didik akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar untuk hidupnya.
- Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar (learning society):
Sekolah bukan hanya sebagai tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun juga seharusnya sekolah mampu menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu falsafah yang menghargai keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Cara pandang Wiyata Mandala menanamkan rasa tanggung jawab kepada warga sekolah dan pengelola pendidikan untuk bersikap sungguh-sungguh terhadap ilmu pengetahuan.