ilustrasi berzikir (pexels.com/Michael Burrows)
Hasbunallah wanikmal wakil tak terlepas dari sosok kekasih Allah dan Bapak seluruh nabi, yaitu Ibrahim AS. Zikir tersebut ia ucapkan tatkala dirinya hendak dibakar oleh Raja Namrud beserta pengikutnya.
Kejadian tersebut terjadi lantaran Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang selama ini disembah oleh kaumnya. Semua habis ditebas, kecuali satu patung induk yang besar.
Hal ini diketahui oleh Raja Namrud sehingga dipanggillah Nabi Ibrahim. Percakapan keduanya terekam dalam Surat Al-Anbiya ayat 62–69:
Mereka bertanya (Namrud), "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?"
Ibrahim menjawab, "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya. Maka, tanyakanlah kepada berhala itu jika mereka dapat berbicara."
Maka, mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata, "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)." Kemudian, kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara."
Ibrahim berkata, "Maka, mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka, apakah kamu tidak memahami?"
Mereka berkata, "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu jika kamu benar-benar hendak bertindak."
Dilansir Almanhaj, dari riwayat At-Thabari, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim ditahan di sebuah rumah. Kaumnya kemudian mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya hingga ditumpuk menjulang tinggi. Kayu-kayu tersebut lalu dibakar dan menciptakan kobaran api yang bahkan mampu membakar burung yang terbang di atasnya.
Oleh kaumnya, Nabi Ibrahim ditempatkan di puncak tumpukan kayu tersebut. Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi ditempatkan pada daun manjanik yang siap melemparkan tubuhnya ke kobaran api.
Melihat ini, para malaikat lantas menyeru kepada Allah, "Wahai, Rabb! Sesungguhnya Ibrahim akan dibakar karena (memperjuangkan hak-Mu)."
Diriwayatkan bahwa Malaikat Mikail mendatangi Nabi Ibrahim dan menawarkan bantuan. "Hai Ibrahim, apabila engkau menginginkan agar aku menurunkan hujan kepadamu dan memadamkan api ini, tentu pada saat ini juga aku melakukannya."
Padahal, kematian sudah ada di hadapannya. Namun, kepercayaan Nabi Ibrahim atas pertolongan Allah sama sekali tidak luntur. Dirinya menolak bantuan Malaikat Mikail seraya berkata, "Aku tidak membutuhkanmu."
Begitu juga dengan Malaikat Jibril yang juga menawarkan bantuan sebelum Nabi dilemparkan. Ia berkata, "Wahai Ibrahim, apakah kamu membutuhkan bantuanku?"
Nabi lantas membalas, "Jika kepadamu, aku tidak membutuhkannya. Namun, jika kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, itulah yang aku harapkan".
Selanjutnya, kaum Nabi Ibrahim pun melemparkannya ke dalam kayu yang membara tersebut. Menurut Imam Bukhari yang meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, Nabi Ibrahim AS pun mengucapkan,
Hasbunallāhu wa ni'mal-wakīl
Artinya: "Cukuplah Allah Azza wa Jalla bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong." (Shahih Bukhari dan Fathul-Bari, Juz 8, hlm. 288, no. 4563).
Maka seketika itu, Allah pun berfirman,
"Hai api, menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (QS. Al-Anbiya, [21]:69).
Alih-alih hangus terbakar, Nabi Ibrahim terlihat baik-baik saja sekalipun berada di dalam api. Tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang terbakar, kecuali rantai yang mengikatnya.
Dari kejadian itu, banyak orang yang langsung beriman karena melihat langsung mukjizat Nabi Ibrahim yang terbakar oleh api dengan mata kepala mereka sendiri.