Jakarta, IDN Times - Seiring dengan perubahan besar dalam dunia pendidikan akibat pandemik, sistem pembelajaran jarak jauh semakin diadopsi secara global. Bagi banyak perempuan yang berperan sebagai tenaga pengajar, tren ini membuka peluang untuk menyeimbangkan kehidupan profesional dan tanggung jawab rumah tangga yang sering kali menjadi tantangan.
Menurut data UNESCO, sekitar 70 persen dari tenaga pengajar di seluruh dunia adalah perempuan dan banyak di antara mereka menghadapi dilema keseimbangan antara karier dan keluarga. Dalam konteks ini, sekolah online menawarkan fleksibilitas karena dengan mengajar dari rumah, mereka dapat mengelola jadwal lebih baik, mengurangi waktu perjalanan, dan mengalokasikan waktu lebih untuk kehidupan pribadi tanpa harus mengorbankan pekerjaan.
Namun, apakah sekolah online benar-benar solusi yang mendorong kesetaraan gender? Untuk menjawabnya, kita bisa mendengar langsung dari COO Cakap, sebuah platform pembelajaran online, serta Mba Yas, seorang dosen sekaligus content creator di bidang edukasi saat sesi pemaparan mereka di IdeaFest 2024. Yuk, simak wawasan mereka di bawah ini!