Biografi dr. Soetomo dan Makna Perjuangannya!

Dokter Soetomo merupakan sosok penting dibalik hari Kebangkitan Nasional. Dia adalah penggagas berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia pada tahun 1908, yaitu Budi Utomo (Boedi Oetomo). Organisasi ini menjadi awal dan memicu gerakan lain untuk Indonesia merdeka.
Lalu seperti apa biografi dr. Soetomo? Seperti apa perjuangan hingga pemikirannya? Simak ulasannya di bawah ini sampai selesai.
1. Biografi dr. Soetomo
Soetomo lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 30 Juli 1888, dengan nama kecil Soebroto. Ia lahir dari keluarga priyayi zaman itu. Ayahnya bernama Raden Suwaji seorang pegawai pangreh yang berpikiran maju dan modern.
Memasuki usia 6 tahun, Soetomo dan keluarganya pindah ke Madiun. Di sana dia sekolah di Sekolah Rendah Bumiputera, Maospati Madiun. Berikutnya, Soetomo melanjutkan sekolah di Europeesche LagereSchool (ELS), Bangil, Jawa Timur.
Di sekolah menengah inilah Soetomo mengganti namanya dari yang awalnya Soebroto menjadi Soetomo. Lulus dari ELS, Soetomo berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Sekolah Dokter Bumiputera atau STOVIA di Batavia. Pada awal masa pendidikannya Soetomo dikenal sebagai sosok yang malas dan lebih suka membuang waktunya untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Soetomo berubah menjadi lebih baik saat ayahnya meninggal dunia pada 28 Juli 1907. Pada tanggal 20 Mei 1908, empat bulan setelah ia bertemu dengan dr. Wahidin Sudirohusodo, Soetomo memimpin pertemuan yang membahas tentang pendirian suatu organisasi, yang dikenal sebagai organisasi Budi Utomo.
Namun, perkembangan Budi Utomo tak seperti yang diharapkan. Karena dipegang oleh orang-orang tua seperti Tirtokusumo, Wahidin Sudirohusodo, Dwijosewoyo, Sosrosugondo, dan yang lainnya. Maka gerakan Budi Utomo terkesan lamban.
Lulus dari STOVIA pada 1911, dr. Soetomo langsung bertugas menjadi dokter. Tempat tugas yang berpindah-pindah membuatnya menyadari banyak hal terutama kesengsaraan rakyat. Oleh karena itu Soetomo tidak pernah memasang tarif, bahkan tak jarang pasiennya dibebaskan dari pembayaran.
Pada tahun 1924 Soetomo mendirikan Indonesian Study Club (ISC) yang berganti nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) pada tahun 1930. Melalui PBI, Soetomo banyak membantu rakyat dan memperjuangkan hak-hak mereka. Namun Sutomo tidak sempat menyaksikan bangsa Indonesia merdeka dan terbebas dari penjajah. Soetomo meninggal pada 30 Mei 1938 dan dimakamkan di Bubutan, Surabaya.