Meriam Tegak (dok. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra/Buku Digital)
Encik Nuh adalah seorang nelayan terhormat keturunan kesultanan. Ia memiliki meriam kecil di pekarangannya yang ingin dipindahkan istrinya, Encik Walek, lantaran dianggap mengganggu. Namun, berbagai upaya Encik Nuh untuk mengangkat meriam tersebut selalu gagal yang membuatnya frustrasi dan merenggangkan hubungannya dengan keluarga serta tetangga. Secara tak terduga, Encik Walek berhasil memindahkan meriam itu dengan mudah setelah memakan sejenis cendawan ajaib yang memberinya kekuatan luar biasa.
Cerita ini mengajarkan nilai kerendahan hati dan bahaya kesombongan. Kearifan lokal masyarakat Melayu terlihat dari penghargaan terhadap sejarah benda pusaka dan kehidupan harmonis dengan alam. Kisah ini menegaskan bahwa kekuatan sejati bukanlah dari ilmu kebatinan atau keturunan, melainkan bisa datang dari sumber yang tak terduga.
Ketiga buku cerita rakyat dari Kepulauan Riau di situs BUDI bukan sekadar bacaan, melainkan juga warisan budaya yang memperkaya wawasan kita tentang kearifan lokal. Dengan membaca dan melestarikan kisah-kisah tersebut, kita turut menjaga identitas budaya sekaligus memetik nilai moral yang masih relevan hingga detik ini.