Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca buku (pexels.com/John Ray Ebora)
ilustrasi membaca buku (pexels.com/John Ray Ebora)

Intinya sih...

  • Tentukan "golden time" yang paling realistis untuk membaca buku tanpa terganggu.

  • Gunakan teknik "micro reading" dengan membaca dalam durasi super pendek beberapa kali sehari.

  • Pilih format buku yang cocok dengan kebiasaanmu, seperti e-book atau audiobook.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah padatnya aktivitas kerja, mengatur waktu untuk baca buku kadang terasa sulit sekali. Deadline menumpuk, meeting dadakan, notifikasi kerja yang gak ada habisnya, semua bikin kita berpikir, “Kapan sih waktu yang pas untuk baca buku?” Padahal, membaca itu bukan cuma hobi santai, tapi juga investasi jangka panjang untuk menambah pengetahuan, memperbaiki fokus, dan bahkan mengurangi stres. Sayangnya, kalau gak diatur, kegiatan membaca bisa bentrok sama rutinitas kerja dan malah bikin kita kewalahan.

Kabar baiknya, kamu bisa banget tetap punya waktu baca tanpa bikin performa kerja keteteran. Kuncinya ada di cara atur ritme harian dan menempatkan membaca sebagai bagian kecil yang konsisten dalam keseharian. Bukan soal ‘punya banyak waktu’, tapi gimana kamu bisa menyelipkan aktivitas membaca di sela-sela kesibukanmu dengan cara yang lebih efektif, santai, dan gak merepotkan. Yuk, kita bahas strategi biar kamu bisa tetap rajin membaca meski kerjaan lagi sibuk-sibuknya!

1. Tentukan “golden time” yang paling realistis

ilustrasi membaca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Setiap orang punya ritme produktivitas yang berbeda-beda. Ada yang fokusnya paling tajam di pagi hari sebelum kerja dimulai, ada juga yang lebih santai baca pas malam menjelang tidur. Nah, tugasmu adalah menemukan golden time kamu. Ini bukan soal kapan kamu ingin baca, tapi kapan kamu paling mungkin baca buku tanpa terganggu.

Misalnya, kamu hanya punya waktu 10–15 menit di pagi hari sebelum mandi atau sebelum buka laptop. Itu sudah cukup  untuk baca buku beberapa halaman. Kuncinya, jangan maksa membaca terlalu lama. Fokus dalam waktu pendek tapi konsisten jauh lebih efektif daripada baca satu jam tapi cuma sekali seminggu.

2. Gunakan teknik “micro reading”

ilustrasi membaca buku di tengah perjalanan (pexels.com/Keira Burton)

Buat kamu yang super sibuk, teknik ini akan jadi penyelamat. Micro reading artinya membaca dalam durasi super pendek, misalnya 3–5 menit, tapi dilakukan beberapa kali sehari. Contoh paling simpel, baca satu halaman saat menunggu kopi di kafe, baca paragraf waktu menunggu loading file, atau baca dua menit sebelum meeting dimulai.

Metode ini gak hanya bikin kamu tetap terhubung sama buku, tapi juga mengurangi tekanan. Kamu gak perlu menunggu waktu luang yang panjang. Lama-lama, kesempatan kecil ini bisa menambah total waktu baca yang lumayan banyak dalam sehari.

3. Pilih format buku yang cocok

ilustrasi mendengarkan audiobook (pexels.com/Ryan Lee)

Kalau pekerjaanmu super dinamis dan sering pindah tempat, buku fisik mungkin kurang praktis. Coba e-book atau audiobook. Audiobook bisa banget kamu dengarkan selama di perjalanan, cuci piring, atau beberes. Sementara e-book mudah diakses kapan pun kamu punya waktu senggang.

Pilih format yang sesuai dengan kebiasaanmu. Kalau kamu mudah terdistraksi, lebih baik pilih buku fisik. Kalau kamu mobile banget, audiobook lebih cocok. Yang penting, formatnya mendukung fleksibilitas, bukan bikin kamu makin ribet.

4. Pilih bacaan yang ringan saat jam kerja

ilustrasi buku (unsplash.com/Claudia Wolff)

Kalau kamu tipe yang suka membaca saat istirahat kerja, pastikan genre bukumu gak terlalu berat. Novel ringan, nonfiksi populer, atau buku self-improvement cocok untuk diselipkan di sela aktivitas. Sebaliknya, bacaan berat cenderung menguras fokus dan malah bikin kamu capek sebelum balik kerja. Dengan bacaan yang ringan, kamu bisa refreshing tanpa tersedot terlalu dalam. Jadi, selesai membaca, kamu tetap punya energi untuk lanjut kerja dengan kepala lebih fresh.

5. Jadikan membaca sebagai ritual self-care

ilustrasi membaca buku di atas kasur (pexels.com/Monstera)

Supaya kamu gak merasa bersalah karena baca buku di tengah kesibukan, posisikan membaca sebagai bagian dari perawatan diri. Sama seperti menyeduh teh, skincare, atau journaling. Dengan mindset ini, kamu bakal lebih menerima bahwa membaca bukan gangguan untuk pekerjaan, melainkan penyegar biar kamu makin produktif. Ketika membaca terasa menyenangkan dan bukan beban, kamu akan lebih mudah menjaganya sebagai kebiasaan harian.

Dengan strategi ini, kamu gak perlu memilih antara produktif atau rajin baca. Kamu bisa punya dua-duanya. Yang penting, lakukan dengan santai, konsisten, dan sesuai ritme hidupmu. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team