Ilustrasi membaca Alkitab (pexels.com/Tara Winstead)
Berpuasa selama masa pra-Paskah, baik makan-minum atau lainnya, adalah wujud komitmen spiritual dan pelatihan pengendalian diri. Hal ini dimaksudkan agar kesengsaraan dan kematian Yesus Kristus tidak menjadi sesuatu yang sia-sia.
Jadi, umat perlu menghargai dan menjaga nilai kekudusannya, dengan melakukan transformasi diri melalui praktik puasa. Hal ini juga telah tertulis dalam Roma 6:3, 6, 12, yang berbunyi sebagai berikut:
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? … Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa… Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.”
Itulah tadi cara puasa umat Kristen yang perlu kamu tahu. Mengutip laman resmi Kemenag, puasa dalam Kristiani merupakan tindakan sukarela berpantang sama sekali atau sebagian dari makanan dan atau minuman, baik untuk tujuan keagamaan ataupun untuk tujuan lain seperti ungkapan duka cita dan penderitaan, kesedihan atau dosa, serta ingin merenungkan hal-hal yang suci.