Ilustrasi perempuan berpidato (pexels.com/Werner Pfennig)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati Bapak/Ibu dosen, staf akademik, dan seluruh mahasiswa yang saya banggakan.
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya, kita dapat berkumpul di sini untuk memperingati Hari Kartini, hari yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi kaum perempuan.
Teman-teman sekalian,
Kartini bukan hanya pahlawan emansipasi perempuan, tapi juga pelopor pendidikan bagi kaum perempuan. Di masa itu, perempuan tidak diberi banyak ruang untuk berpikir, belajar, apalagi menentukan jalan hidupnya. Tapi, Kartini melawan keterbatasan itu dengan pena dan pikirannya. Ia menulis surat-surat yang menyuarakan harapan, keadilan, dan kesetaraan.
Sebagai mahasiswa, kita punya tanggung jawab moral untuk melanjutkan semangat Kartini. Tidak hanya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, tapi juga untuk menghapus stigma, diskriminasi, dan segala bentuk ketimpangan dalam kehidupan kampus maupun masyarakat.
Hari Kartini bukan hanya milik perempuan. Ini adalah momentum bersama, untuk belajar saling menghargai, mendukung, dan memberi ruang bagi siapa pun untuk tumbuh dan bersinar.
Mari kita jadikan kampus ini sebagai ruang inklusif yang ramah, adil, dan mendorong semua mahasiswanya, baik laki-laki maupun perempuan, untuk berpikir kritis, kreatif, dan progresif seperti Kartini.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selain itu, media sosial juga menjadi ruang yang efektif untuk merayakan Hari Kartini melalui unggahan kutipan inspiratif, refleksi pribadi, atau konten edukatif tentang perempuan. Lebih dari sekadar perayaan simbolik, Hari Kartini sebaiknya menjadi momentum untuk terus mendukung kemajuan perempuan dalam segala bidang.