Abidin Kusno menyampaikan pidato kunci dalam Malam Pembukaan JILF 2022., Sabtu (22/10/2022). (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Abidin Kusno adalah guru besar di Fakultas Environmental & Urban Change, York University, Toronto, Kanada. Ia pernah menjabat Direktur York Centre for Asian Research.
Fokus risetnya adalah arsitektur, perkotaan, studi politik, ekonomi dan kaji budaya. Bukunya yang telah terbit adalah After the New Oder (2013) dan The Appearances of Memory (2010).
Salah satu hal yang ia soroti dalam pidatonya saat itu adalah penggunaan kata "hamba" menjadi "aku" atau "saya". Ia pun menjelaskan mengenai sejumlah pembangunan di era Sukarno postcolonial promenade.
Menjelang akhir pidatonya, ia turut menjelaskan fenomena Citayam Fashion Week yang viral beberapa bulan lalu. Ia merujuk tulisan dari Robertus Robet soal teatrum mundi dan Asri Saraswati tentang kesenjangan sosial.
"Robertus Robet menarik konsep teatrum mundi. Bentuk ideal dari sebuah kota adalah setiap orang jadi aktor, penampil. Semua orang sedang dalam masalah, luka. Fenomena Citayam Fashion Week mengobati luka. Sementara menurut Saraswati, yang perlu diingat adalah gap antara yang powerful dan powerless. Citayam bukan hanya arena di atas panggung, tapi juga hubungan relasi dengan yang berkuasa di bawah panggung," papar dia.