Ilustrasi khotbah (pexels.com/Alena Darmel)
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita berada di penghujung Ramadan. Sebentar lagi, kita akan menyambut hari kemenangan, yaitu Idul Fitri. Namun, yang perlu kita renungkan adalah apakah kita benar-benar telah kembali kepada fitrah, kepada kesucian, sebagaimana makna Idul Fitri itu sendiri?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama dari ibadah puasa Ramadan adalah jadi orang yang bertakwa. Namun, pertanyaannya adalah apakah setelah Ramadan kita benar-benar menjadi pribadi yang lebih bertakwa?
Mari kita introspeksi diri. Ramadan telah mengajarkan kita banyak hal, misalnya kesabaran dan pengendalian diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan membangun ukhuwah islamiyah yang dilakukan dengan salat tarawih serta memberi makan orang yang berpuasa. Namun, apakah kebiasaan baik ini akan kita pertahankan setelah Ramadan berlalu?
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa Ramadan, lalu dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa semangat Ramadan tidak boleh berhenti setelah Idul Fitri. Justru, inilah saatnya kita membuktikan bahwa kita benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Maka, marilah kita jadikan Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tetapi sebagai titik awal untuk kehidupan yang lebih bertakwa.