Tata Cara Khotbah Salat Idul Fitri, Gak Boleh Sembarangan!

- Khotbah Idul Fitri berisi pesan syukur atas Ramadan, pentingnya ketakwaan, dan ajakan silaturahmi.
- Terdapat tata cara khotbah yang harus diikuti, seperti membaca takbir sebelum khotbah kedua.
- Mendengarkan khotbah memiliki keutamaan, seperti menyempurnakan ibadah dan menambah ilmu serta ketakwaan.
Khotbah salat Idul Fitri adalah ceramah atau nasihat yang disampaikan oleh khatib setelah salat Idul Fitri. Khotbah ini biasanya berisi pesan tentang bersyukur atas nikmat Ramadan, pentingnya menjaga ketakwaan setelah bulan suci, serta ajakan untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan amal kebaikan.
Dalam menyampaikan khotbah, ternyata ada tata caranya dan gak boleh sembarangan. Yuk, simak tata cara khotbah hingga keutamaan mendengarkan khotbah Idul Fitri di bawah ini!
1. Tata cara khotbah salat Idul Fitri

Melansir NU Online pelaksanaan khotbah salat id, yakni Idul Fitri dan Idul Adha, sama seperti khotbah pada salat Jumat. Hanya saja, ada beberapa tambahan teknis. Rukun khotbah pada salat id di antaranya memuji Allah, membaca selawat, berwasiat tentang takwa, membaca ayat Al-Qur'an pada salah satu khotbah, serta mendoakan kaum Muslimin pada khotbah kedua.
Dilansir laman Universitas Muhammadiyah Kotabumi, khotbah dimulai dengan tahmid, tidak dengan takbir karena tidak ada riwayat yang sahih menerangkan bahwa Rasulullah saw memulai khotbah Idul Fitri dengan takbir. Semua khotbahnya dimulai dengan tahmid. Hanya saja, dalam khotbah Idul Fitri, memang diperbanyak menyelingi dengan takbir.
Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata: "Saya menghadiri salat pada suatu hari raya bersama Rasulullah saw, sebelum khotbah beliau memulai dengan salat tanpa azan dan tanpa qamat. Lalu manakala selesai salat, beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasehat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepada-Nya." (HR. an-Nasa’i)
2. Berapa kali khotbah salat Idul Fitri dilakukan?

Laman NU Online juga menjelaskan, khotbah dilaksanakan sebanyak dua kali. Di antara dua khotbah tersebut, khatib disunahkan untuk duduk. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah:
Artinya, “Sunah seorang Imam berkhotbah dua kali pada salat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khotbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)
Pada khotbah pertama, khatib disunahkan untuk memulainya dengan membaca takbir sebanyak sembilan kali, sementara pada khotbah kedua membukanya dengan takbir sebanyak tujuh kali. Jamaah diperintahkan untuk tetap tenang dan mendengarkan dengan seksama saat khotbah berlangsung.
3. Keutamaan mendengarkan khotbah salat Idul Fitri

Mendengarkan khotbah Idul Fitri memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:
- Menyempurnakan ibadah Idul Fitri: khotbah Idul Fitri merupakan bagian dari rangkaian ibadah setelah salat. Meskipun hukumnya sunah, mendengarkannya akan menyempurnakan pelaksanaan ibadah Idul Fitri.
- Menambah ilmu dan ketakwaan: khotbah Idul Fitri biasanya berisi nasihat, pengingat, serta motivasi untuk tetap bertakwa setelah Ramadan. Ini membantu kita menjaga semangat ibadah sepanjang tahun.
- Mengikuti sunah Nabi: Rasulullah SAW selalu menyampaikan khotbah setelah salat Idul Fitri dan para sahabat mendengarkannya dengan khusyuk. Mengikutinya berarti menjalankan sunah beliau.
- Mendapatkan pahala dan keberkahan: duduk dan mendengarkan khotbah dengan saksama adalah bentuk ibadah yang mendatangkan pahala. Selain itu, keberkahan dari ilmu yang disampaikan bisa menjadi manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
- Meningkatkan ukhuwah islamiyah: Idul Fitri adalah momen kebersamaan dan mendengarkan khotbah bersama-sama dengan kaum Muslimin, memperkuat rasa persaudaraan dalam Islam.
Maka, sebaiknya setelah salat Idul Fitri, kita tetap duduk dengan tenang dan menyimak khotbah hingga selesai agar mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut. Jangan lupa amalkan apa yang kamu dengar saat khotbah nanti, ya!