Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera merah putih (pexels.com/Irgi Nur Fadil)

Intinya sih...

  • Puisi tentang Pancasila lahir dari berbagai peristiwa sejarah Indonesia
  • Pancasila menjadi inspirasi bagi banyak penyair dalam menyuarakan semangat kebangsaan
  • Nilai-nilai Pancasila tercermin dalam setiap bait puisi yang diciptakan

Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Berbagai acara dilaksanakan untuk merayakan kelahiran dasar negara Indonesia. Kamu bisa menyelenggarakan upacara, lomba-lomba, termasuk melakukan pembacaan puisi.

Karena Pancasila sangat bermakna, ada banyak puisi yang lahir karena terinspirasi dari Pancasila. Apakah kamu sedang mencari inspirasi puisi Hari Lahir Pancasila? Kalau benar, simak contoh puisi Hari Lahir Pancasila berikut!

1. Pancasila Tetap Abadi

ilustrasi bendera merah putih (pexels.com/Deden R)

Penulis: Desmon 

 

Sudah cukup banyak nyawa yang kita korbankan

Sudah cukup banyak tangis yang kita dengarkan

Sudah cukup banyak darah dan keringat yang kita sumbangkan

Hanya untuk satu kata

MERDEKA…!!!

 

Merdeka..

Mulai menyongsong lahirnya ideologi Negara

Suatu ideologi yang dapat menyatukan bangsa

Puluhan bangsa dari ribuan pulau di Nusantara

Menjadi pilar berbangsa dan bernegara

Selamat datang Pancasila… 

 

Ketika gunung sebesar apapun bisa diruntuhkan

Ketika batu sekeras apapun bisa dipecahkan

Ketika besi sekuat apapun bisa dipatahkan

Jangan harap kamu dapat menghancurkan pancasila

Karena pancasila lebih dari sakti dari itu semua 

 

Lima dasar Negara yang memiliki makna yang dalam

Makna yang kongkrit, kaku dan mengikat

Memiliki simbol yang bermakna kuat pada setiap sila

Terpampang kokoh pada dada sang garuda 

 

Garuda terbang jauh menyusuri nusantara

Terbang membusungkan dadanya yang kekar

Membanggakan diri telah membawa pancasila

Tidak ada yang bisa menghalanginyaTerbang sampai ke penjuru dunia

Sayapnya yang cantik pun tak mampu menutupinya 

 

Jangan kamu sia-siakan berjuta nyawa

Jangan kamu sia-siakan berjuta tangisan

Jangan kamu sia-siakan darah yang telah tercurah

Jangan kamu membunuh burung garuda kami

Dengan sifat egois dan pikiran yang sempit 

 

Dia telah lahir menjadi pilar bangsa

Lahir dan tumbuh di tengah-tengah kita

Tumbuh menjadi pemersatu bangsa Indonesia  

Terbang terus burung garuda ku

Bawalah pancasila sampai ujung dunia

Dan abadilah sampai akhir hayat 

 

Sudah saatnya bangkit kembali

Lipat lengan baju mu kawan

Kepal tangan mu yang kekar

Angkat tanganmu setinggi-tingginya

Dan terikkan lah kata “PANCASILA”

2. Garuda Pancasila

ilustrasi seseorang memegang bendera merah putih (pexels.com/ahmad syahrir)

Penulis: Sides Sudyarto D. S. dalam buku "Pancasila dalam Puisi"

 

Garuda Pancasila nan jaya

17 helai sayapmu, lambang hari kemerdekaanku

8 helai bulu ekormu lambang Agustus

45 helai bulu lehermu lambang tahun

Kemerdekaan bangsaku

 

Bintang emas lambang Ketuhanan Yang Mahaesa

Rantaimu lambang kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Pohon beringinmu, lambang persatuan Indonesia

 

Kepala Banteng nan perkasa

Lambang jiwa kerakyatan

Yang dipimpin

Hikmah kebijaksanaan

Dalam permusyawaratan

Dan perwakilan

 

Padi dan kapasmu

Lambang keadilan sosial

Dan kemakmuran bangsaku

 

Garuda Pancasila nan jaya

Akulah pengawalmu

Sepanjang waktu dalam hidupku

3. Hymne Pancasila

ilustrasi seseorang memegang bendera merah putih (pexels.com/Dio Hasbi Saniskoro)

Penulis: Sides Sudyarto D. S. dalam buku "Pancasila dalam Puisi"

 

Pancasila nafas dan jiwa bangsaku

Sejak purba hingga akhir jaman

Pancasila dasar negara Indonesia

Tegak jaya sepanjang masa

 

Pancasila pemersatu rakyat terpadu

Penyiram jiwa luhur bangsaku

Abadi aman sejahtera selalu

Adil makmur merata cita bangsaku

 

Pancasila darah dan dagingku

Panji keagungan sejarah negeriku

Kujunjung tinggi martabatmu

Sumber kemerdekaan dan perdamaian duniaku

4. Belajar Pancasila

ilustrasi bendera merah putih (pexels.com/Deden R)

Penulis: Berty Sinaulan dalam buku "Ahok, Kebhinekaan, Belajar Pancasila"

 

Sejak kecil anak-anak belajar Pancasila

Lima sila dasar negara kita 

Yang harusnya jadi pegangan 

Untuk semua warga negara di Republik ini 

 

Sejak kecil anak-anak belajar Pancasila 

Di sekolah mereka harus bisa menghafal 

Mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa 

Sampai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 

 

Guru meminta anak-anak menurut,

Menulis kembali yang telah dihafalkan 

Harus lancar, harua benar, dan 

Tidak boleh salah atau lupa satu kata pun 

 

Ketika anak-anak keluar sekolah

Melihat dan menendengarlah mereka 

Saat orang-orang dewasa saling menghina 

Sampai bertengkar pun dengan fisik

Lantaran beda agama dan warna kulit 

Juga keturunan dan suku bangsa 

Timbulkan tanya pada mereka 

Apakaj orang dewasa juga belajar Pancasila?

5. Pancasila dalam Sajak

ilustrasi bendera merah putih (pexels.com/Iqbal Kurniawan)

Penulis: Aldian Aripin dalam buku "Ribeli"

 

Azan dan lonceng gereja

Kelenteng dan perasapan dupa

Terjalin mesra dalam satu makna:

Ketuhanan Yang Maha Esa

 

Warna putih dan merah

Sejarah dan tetesan darah

Jiwa dan bahasa

Adalah milik dan kebanggaan bersama

 

Derap dan langkah kaki

Dari rakyat yang berani

Menumpas kezaliman

Dan menendang tirani

Dari mimbar kedaulatan

 

Karena manusia di mana-mana

Adalah saudara seibu-sebapa

Yang bermula pada hikah Ilahi

Menjelma ke dalam putihnya hati nurani

 

Dan kitalah itu, jutaan rakyat

Pewaris yang sah dari tanah air ini

Yang harus membina dengan tabah dan berani

Kebenaran, keadilan dan kesejahteraan

 

Lima puisi di atas menunjukkan betapa Pancasila sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, momentum Hari Lahir Pancasila memang sudah selayaknya dirayakan dengan meriah.

Semoga contoh puisi Hari Lahir Pancasila di atas bisa menginspirasimu. Apakah kamu sudah siap menulis puisimu sendiri tentang Hari Lahir Pancasila?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team