Karya tulis berupa puisi, cerpen, jurnal ilmiah, hingga novel tidak hanya dibuat serta dinikmati melalui menulis dan membaca bagi orang yang mampu melihat saja. Seiring berkembangnya jaman, penyandang difabel netra pun dapat menikmati beragam karya tulis dengan mengandalkan indera pendengarannya.
Memahami pentingnya literasi sastra bagi semua kalangan, mendorong Indah Darmastuti mendirikan Difalitera sebagai pemberdayaan penyandang difabel netra melalui sastra. Lewat Indonesia Writers Festival, Mbak Indah membeberkan apa yang dilakukannya sekaligus memberikan kiat bagi banyak orang yang ingin mengikuti langkahnya. Apa saja, ya?