Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kuliah (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Ilustrasi kuliah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Intinya sih...

  • Komunikasi jujur dan jelas sangat penting bagi dosen

  • Bolos kelas tanpa alasan menunjukkan kurangnya tanggung jawab

  • Tugas asal-asalan dan revisi yang diabaikan merugikan reputasi akademik

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebagai mahasiswa, kita sedang belajar memahami suasana baru yang berbeda jauh dari lingkungan SMA. Di kampus, dosen memiliki peran penting bukan hanya dalam pemberian nilai, tetapi juga dalam menilai sikap dan kedisiplinan kita. Cara kita berinteraksi dengan dosen bisa memengaruhi penilaian, bahkan membangun koneksi yang baik bisa menjadi kunci untuk memperoleh nilai sekaligus relasi yang positif.

Mencari perhatian atau berusaha dekat dengan dosen memang wajar, tetapi harus dilakukan dengan cara yang tepat. Sebaliknya, ada kebiasaan-kebiasaan sepele yang tanpa disadari bisa membuat dosen kesal. Yuk, simak beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari!

1. Komunikasi yang berbelit dan tidak jujur

Ilustrasi jurusan kuliah (pexels.com/fauxels)

Dosen sudah menghadapi ratusan mahasiswa setiap tahunnya dengan berbagai tingkah dan pola perilaku yang membuat mereka cukup jeli dalam membaca mahasiswa. Karena itu, perilaku tidak jujur akan mudah terdeteksi dan tentu membuat dosen kesal.

Tak hanya kejujuran, kemampuan komunikasi juga sangat berpengaruh. Komunikasi yang berbelit-belit, terlalu formal berlebihan, atau tidak jelas membuat dosen sulit memahami maksudmu dan menimbulkan kesan kurang profesional. Saat menghadapi dosen atau teman diskusi yang sulit diajak bicara, penting untuk tetap tenang dan fokus pada kata-kata yang jelas.

“Saat kamu menghadapi seseorang yang sulit diajak bicara, naluri pertama mungkin ingin marah atau frustrasi. Cara kamu berkomunikasi sangat penting. Untuk menghindari konflik, cobalah tetap tenang dan gunakan kata-kata dengan hati-hati daripada bereaksi secara emosional," ungkap Tatiana Maksimova, Terapis Berfokus pada Emosi, dikutip Verywell Mind.

2. Sering bolos tanpa alasan

Ilustrasi kuliah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bolos kelas tanpa alasan jelas bukan sekadar kebiasaan sepele, tapi juga menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan menghargai waktu orang lain. Ketidakhadiran yang sering membuat dosen merasa usaha mereka diabaikan, apalagi jika materi penting terlewatkan.

Dosen juga harus mengatur jadwal dan menyusun materi agar seluruh mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran dengan optimal. Saat mahasiswa sering bolos, jadwal bisa terganggu dan berdampak pada ritme kelas secara keseluruhan. Selain itu, membiasakan diri hadir tepat waktu dan mengikuti kelas dengan penuh perhatian menunjukkan kedewasaan dan profesionalisme yang dihargai oleh dosen.

3. Lengah, tugas asal-asalan, dan revisi yang diabaikan

Ilustrasi kuliah (pexels.com/Vlada Karpovich)

Sejak pandemik dan perkembangan teknologi, banyak mahasiswa cenderung mengerjakan tugas asal-asalan. Bahkan, absensi digital terkadang tidak jelas tujuannya. Tugas yang dikerjakan seadanya atau revisi yang diabaikan akan langsung terlihat oleh dosen dan ini sangat merugikan reputasi akademik mahasiswa.

Etika dan kualitas kerja tetap menjadi prioritas utama. Dosen menekankan pentingnya integritas dan kejujuran dalam penelitian serta penugasan akademik dengan tidak melakukan kecurangan atau plagiat.

“Dosen menjunjung tinggi etika dalam penelitian dan publikasi ilmiah sehingga tidak melakukan kecurangan dan plagiat. Plagiarisme bukan hanya soal copy-paste, tetapi juga menggunakan ide atau kata orang lain tanpa izin atau tanpa menyebut sumbernya. Kejujuran dan tanggung jawab moral pribadi itu penting untuk mencegah plagiarisme," tutur Wasmen Manalu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri, BSKDN.

Sebagai mahasiswa, memahami etika dan perilaku yang disukai dosen akan membuat proses belajar lebih lancar. Hindari kebiasaan sepele yang mengganggu agar hubungan dengan dosen tetap positif. Dengan komunikasi jujur, disiplin hadir, dan tugas yang dikerjakan serius, reputasi akademik pun akan terjaga dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team