Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membangun Relasi dengan Dosen Pembimbing biar Skripsi Lancar

ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Monica Melton)
ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Monica Melton)

Setelah tiga tahun menjadi mahasiswa, akhirnya kamu sampai di tahun terakhir. Tahun terakhir kuliah tentu saja identik dengan skripsi dan di masa ini kamu akan dipertemukan dengan satu sosok penting: dosen pembimbing. Beliau ini ibarat “navigator” yang akan menemani kamu menuntaskan skripsi atau tugas akhir. Sayangnya, gak sedikit mahasiswa yang merasa kaku, canggung, atau bahkan takut untuk berinteraksi. Padahal, kalau bisa menjalin relasi yang sehat dengan dosen pembimbing, perjalanan kuliahmu bisa lebih lancar dan minim drama.

Membangun relasi dengan dosen pembimbing itu bukan sekadar soal formalitas. Ada seni komunikasi, sikap, dan strategi yang bikin kamu dihargai sekaligus nyaman. Yuk, kita bahas cara-cara jitu agar hubunganmu dengan dosen pembimbing bisa berjalan baik dan profesional.

1. Kenali gaya dosenmu

ilustrasi dosen sedang mengajar (unsplash.com/Tra Nguyen)
ilustrasi dosen sedang mengajar (unsplash.com/Tra Nguyen)

Setiap dosen punya karakter berbeda. Ada yang santai dan terbuka, ada juga yang super disiplin dan detail. Nah, langkah pertama yang penting adalah kenali gaya beliau. Kamu bisa mulai dari cara beliau menyampaikan materi di kelas, cara menanggapi pertanyaan mahasiswa, sampai kebiasaan saat bimbingan.

Dengan memahami gaya dosen, kamu jadi bisa menyesuaikan pendekatan. Misalnya, kalau dosenmu tipe “straight to the point”, jangan bertele-tele saat konsultasi. Namun, kalau beliau lebih suka ngobrol ringan dulu, kamu bisa berikan sedikit basa-basi agar suasana cair. Intinya, fleksibel dan peka sama vibes beliau.

2. Komunikasi jangan setengah-setengah

ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Kaleidico)
ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Kaleidico)

Komunikasi adalah kunci utama dalam membangun relasi. Jangan hanya kontak dosen kalau lagi butuh ACC skripsi. Cobalah sampaikan progres secara rutin meskipun belum sempurna.

 Misalnya, “Pak/Bu, saya sudah revisi Bab 4, tapi masih ada yang membuat saya bingung. Bisa saya konsultasikan lebih lanjut?” Cara komunikasimu juga harus jelas dan sopan. Hindari pakai bahasa chat ala teman nongkrong. Gunakan format pesan yang rapi: salam, perkenalan singkat, isi pesan, lalu penutup. Percayalah, dosen akan lebih respect kalau kamu menghargai waktu dan etika komunikasi.

3. Tunjukkan keseriusan dan komitmen

ilustrasi mahasiswa bimbingan (unsplash.com/The Unmistakables)
ilustrasi mahasiswa bimbingan (unsplash.com/The Unmistakables)

Dosen pembimbing biasanya lebih senang dengan mahasiswa yang menunjukkan usaha nyata. Jangan hanya menunggu ditegur baru kerja. Kalau kamu aktif memberikan update, datang tepat waktu, dan serius mengerjakan revisi, dosen akan merasa kamu benar-benar peduli dengan prosesnya.

Keseriusan ini bukan hanya soal mengerjakan skripsi, tapi juga soal menghargai bimbingan. Kalau beliau memberikan masukan, catat dengan baik. Jangan datang ke bimbingan dengan catatan kosong, apalagi lupa revisi. Itu bikin dosen merasa usahanya gak dihargai.

4. Belajar jadi pendengar yang baik

ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Small Group Network)
ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Small Group Network)

Kadang, mahasiswa terlalu fokus agar skripsinya di-ACC sampai lupa kalau bimbingan itu proses dua arah. Jangan sekadar mengiyakan, tapi pahami betul apa yang dosen sampaikan. Kalau ada yang kurang jelas, jangan ragu untuk bertanya.

Jadi pendengar yang baik juga berarti gak mendebat tanpa dasar. Kalau kamu punya argumen berbeda, sampaikan dengan sopan dan dengan referensi yang kuat. Dosen biasanya respect sama mahasiswa yang punya pemikiran kritis tapi tetap tahu cara menyampaikannya.

5. Hargai waktu dosen

ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Monica Melton)
ilustrasi dosen dan mahasiswa sedang bimbingan (unsplash.com/Monica Melton)

Ini penting sekali. Ingat, dosen punya banyak mahasiswa bimbingan, ditambah pekerjaan lain seperti mengajar, penelitian, dan administrasi. Jadi, jangan asal nyelonong minta bimbingan mendadak atau spam chat tengah malam.

Atur janji temu sesuai jadwal yang beliau tentukan, dan datanglah tepat waktu. Kalau ada halangan, segera kabari. Hal kecil seperti ini bikin dosen merasa kamu menghargai beliau, dan otomatis relasi pun jadi lebih baik.

Membangun relasi dengan dosen pembimbing bukan hal yang instan. Dibutuhkan sikap konsisten, komunikasi yang baik, dan keseriusan dalam menjalani proses. Kalau hubunganmu dengan dosen pembimbing sehat, skripsi bukan lagi terasa sebagai “beban menakutkan”, tapi sebagai perjalanan yang bisa dilalui dengan lebih lancar.

Jadi, jangan hanya fokus pada target lulus. Bangunlah relasi yang positif, karena pengalaman kerja sama dengan dosen pembimbing bisa jadi bekal berharga untuk kehidupan profesionalmu nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us

Latest in Life

See More

[QUIZ] Skala Kestabilan Emosi Terlihat dari Cara Kamu Memilih Vibes Ruangan

14 Sep 2025, 10:15 WIBLife