Buah jeruk menjadi salah satu makanan yang selalu hadir di tiap rumah orang-orang Tionghoa ketika perayaan Imlek. Gak hanya sebagai pelengkap hidangan, ternyata kehadiran jeruk di tengah-tengah perayaan juga punya makna mendalam dan telah dilakukan sejak Dinasti Qing.
Sehingga, hal tersebut menjadikan Imlek identik dengan jeruk. Sebenarnya, ada banyak penjelasan mengapa jeruk selalu hadir di setiap perayaan Imlek. Berikut informasinya!
Jeruk dianggap sebagai simbol keberuntungan. Dikutip Time, Koh Ewe, tim editorial yang meliput kawasan Asia-Pasifik, menjelaskan, bahwa hal tersebut awalnya berasal dari pengucapan dalam bahasa Mandarin.
Pengucapan buah (ju) terdengar seperti kata "semoga sukses" (ji). Selain itu, ini juga merujuk pada pengucapan Katon (gam) yang sama dengan kata "emas".
Dalam tradisi Tiongkok dipercaya bahwa buah jeruk diyakini dapat membawa nasib baik. Buah-buah lain yang juga diyakini membawa keberuntungan, seperti apel dan leci, namun keduanya gak sepopuler buah jeruk.
Selain itu, kehadiran jeruk di saat perayaan Imlek juga dipercaya dapat menjaga kesehatan dan membawa kemakmuran dalam rumah. Ini dikarenakan jeruk sering diberikan sebagai hadiah atau ditempatkan di rumah selama perayaan Imlek berlangsung.
Gak hanya disiapkan sebagai sajian di rumah, tradisi lain yang juga bisa dilakukan adalah saling bertukar jeruk selama Imlek. Ini merupakan simbol dari harapan dan doa terhadap kebahagiaan dan kemakmuran seseorang.
Makna keberuntungan dari buah jeruk gak hanya dilihat dari frasanya saja, bentuk dan warnanya pun punya arti tertentu. Bentuk bulat jeruk yang menyerupai matahari punya makna kebahagiaan yang sangat menguntungkan.
Kemudian, warnanya yang oranye juga dipercaya sebagai simbol atau lambang dari emas. Sehingga, buah ini dipercaya sebagai buah yang melambangkan keuntungan.
Itu dia beberapa penjelasan kenapa jeruk identik dengan Imlek. Semoga bisa menjawab pertanyaanmu, ya!