Sudah jadi domain publik, buku klasik memang boleh diperbanyak siapa saja. Namun, ini tak serta merta menghilangkan kontribusi penerbit. Masih ada banyak proses di luar kepemilikan lisensi naskah asli yang harus dilakukan.
Termasuk di antaranya penerjemahan (bila buku ditulis dalam bahasa asing), revisi dan penyesuaian ejaan/diksi (bila diperlukan), formatting (pengaturan tata letak dan font), pembuatan sampul, pemasaran, dan lain sebagainya. Sadar atau tidak, proses itu akan mempengaruhi keputusan konsumen saat memilih buku klasik yang terbit di pasaran.
Nah, salah satu penerbit yang sering jadi jujukan orang saat hendak mengadopsi buku klasik adalah Penguin. Bukan cuma menang nama, sebenarnya alasan kenapa penerbit tua ini masih mendominasi penerbitan buku klasik bisa dirangkum dalam beberapa poin. Coba amati dan petik ilmunya, yuk!