Masjidil Haram di Makkah (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)
Peristiwa Isra Miraj terjadi pada 27 Rajab. Sebelumnya, perintah untuk Nabi Muhammad SAW disampaikan melalui Malaikat Jibril. Namun kala itu, Allah SWT memberikan wahyu atau perintah secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Isra Miraj adalah dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berlainan. Bahkan bagi umat Islam, peristiwa ini sangat penting sebab berhubungan dengan ibadah utama yang akan mereka jalankan, yaitu salat lima waktu.
Isra sendiri adalah momen di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Kala itu, Nabi Muhammad bahkan mengendarai Buraq atau dalam bahasa Arab al-burāq; yang berarti "cahaya atau kilat".
Sedangkan Miraj, yakni peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ketujuh, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, menemui Allah SWT untuk menerima waktu atau perintah secara langsung, tanpa perantara.
Allah SWT memanggil Nabi Muhammad untuk menyampaikan wahyu atau perintah untuk mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW serta umatnya. Awalnya, perintah tersebut berupa kewajiban untuk menjalankan 50 kali salat.
Tetapi, karena takut umatnya tidak dapat melaksanakan salat 50 waktu, Nabi Muhammad SAW kemudian meminta keringanan kepada Allah SWT. Sehingga, umat Islam hanya perlu menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.
Sementara itu, secara bahasa Isra Miraj berasal dari dua kata, yaitu 'isra' yang berasal dari kata 'asra' yang artinya perjalanan, serta 'miraj' yang berarti tangga atau perjalanan. Nah, itulah awal mula perintah untuk melaksanakan salat lima waktu.