Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi guru sedang mengajar (unsplash.com/husniatisalma)
Ilustrasi guru sedang mengajar (unsplash.com/husniatisalma)

Intinya sih...

  • Tujuan pembelajaran mendalam untuk menyiapkan generasi kompeten, kreatif, dan berkarakter sesuai visi Indonesia Emas 2045.

  • Peserta didik diberikan pengalaman belajar praktik yang mendorong kesadaran kritis, kreativitas, dan refleksi diri.

  • Materi ajar disusun dengan fokus pada kompetensi inti dan strategi pembelajaran dilakukan melalui pendekatan aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Komponen modul ajar Deep Learning merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. Modul ini dirancang untuk membantu guru menyajikan materi secara terarah, menyeluruh, dan mendukung kompetensi siswa.

Berdasarkan Naskah Akademik Deep Learning: Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua yang disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Kemendikdasmen RI), modul ajar ini menekankan pentingnya kolaborasi, kreativitas, dan pemecahan masalah. Lantas, apa saja komponen utama dalam modul ajar Deep Learning yang perlu dipahami pendidik?

1. Tujuan pembelajaran

ilustrasi guru dan murid (pexels.com/Yan Krukau)

Tujuan utama pembelajaran mendalam adalah menyiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan global yang tidak menentu, kompleks, dan sulit diprediksi. Dengan pembelajaran yang berkesadaran, peserta didik diarahkan untuk menjadi individu yang kompeten, kreatif, dan berkarakter.

Pembelajaran juga bertujuan membangun kemampuan literasi dan numerasi yang lebih kuat sehingga kesenjangan mutu pendidikan dapat ditekan. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menekankan peran pendidikan sebagai fondasi bangsa.

2. Pengalaman belajar

Ilustrasi guru di Indonesia (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Peserta didik diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang tidak hanya berbasis teori, tetapi juga praktik nyata yang relevan dengan kehidupan. Proses ini mendorong lahirnya kesadaran kritis, kreativitas, serta kemampuan kolaboratif.

Pengalaman belajar juga melibatkan refleksi diri sehingga peserta didik mampu menghubungkan antara ilmu pengetahuan dengan nilai dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran lebih bermakna dan kontekstual.

3. Materi ajar

ilustrasi guru mengajar di sekolah swasta (pexels.com/RDNE Stock project)

Materi ajar dalam pembelajaran mendalam, disusun dengan menekankan esensi dari setiap capaian pembelajaran. Penyederhanaan materi memungkinkan guru dan peserta didik fokus pada kompetensi inti yang benar-benar dibutuhkan.

Selain itu, materi ajar diperkaya dengan konteks interdisipliner agar peserta didik terbiasa menghubungkan pengetahuan dari berbagai bidang. Hal ini menciptakan ruang belajar yang lebih hidup, relevan, dan mendorong pola pikir bertumbuh.

4. Strategi pembelajaran

Ilustrasi guru di Indonesia (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Strategi pembelajaran mendalam dilakukan melalui pendekatan aktif, kolaboratif, dan berbasis proyek. Guru tidak hanya menjadi pengajar, melainkan fasilitator yang membuka ruang bagi kreativitas dan inovasi peserta didik.

Selain itu, strategi ini juga menekankan pada pemecahan masalah nyata melalui pembelajaran kontekstual. Dengan cara ini, peserta didik terlatih menghadapi situasi kompleks dengan penuh kesadaran dan ketangguhan.

5. Asesmen

ilustrasi guru membimbing murid (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Asesmen dalam pembelajaran mendalam dilakukan secara formatif dan sumatif dengan penekanan pada asesmen otentik. Asesmen formatif berfungsi memberikan umpan balik selama proses belajar, sementara asesmen sumatif digunakan untuk memetakan capaian secara menyeluruh.

Selain itu, asesmen dilaksanakan secara holistik agar tidak hanya menilai aspek kognitif, tetapi juga sikap, keterampilan, dan karakter. Dengan pendekatan ini, asesmen menjadi alat refleksi sekaligus pemacu peningkatan kualitas pembelajaran.

6. Pemanfaatan teknologi

ilustrasi guru (pixabay.com/Tumisu)

Teknologi digital menjadi pilar penting dalam memperluas akses pendidikan yang merata di Indonesia. Pemanfaatannya mencakup perencanaan, pengelolaan, asesmen, serta penyediaan sumber belajar yang kaya dan bervariasi.

Melalui teknologi, kolaborasi antarsekolah, komunitas belajar, hingga kemitraan dengan masyarakat dapat diperkuat. Dengan demikian, teknologi bukan sekadar alat bantu, tetapi katalis transformasi pembelajaran menuju mutu yang lebih baik.

Penerapan komponen modul ajar deep learning menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di era digital. Dengan modul ini, guru dan siswa dapat bersama-sama menciptakan proses belajar yang relevan, modern, dan bermakna.

Editorial Team