IDN Times Xplore/Eco Fighter_SMK Negeri 25 Jakarta
Bayangkan jika bumi tak lagi kuasa menampung permasalahan global ini. Ketika dampak buruk dari permasalahan global dalam segala aspek seperti ketimpangan sosial, ketidakstabilan politik, konsumerisme, bahkan dalam budaya seperti perubahan nilai dan gaya hidup yang ujungnya berimbas terhadap lingkungan lestari kita. Isu yang ramai diperbincangkan saat ini adalah tentang perubahan global terkait lingkungan dan sosial. Keduanya adalah aspek yang saling berkaitan dan menjadi perhatian utama dunia saat ini, ketika individu tak lagi memedulikan lingkungan sekitarnya, tak memedulikan bumi yang dipijaknya, tak memedulikan pohon yang dijadikannya sumber oksigen. Maka apa selanjutnya?
Dampak buruk terhadap lingkungan, itu yang akan terjadi. Kerusakan ekosistem, degradasi sumber daya alam, serta perubahan iklim akan terus meningkat secara signifikan jika tidak segera diatasi dan dicari solusinya. Kerusakan ekosistem dapat dilihat dari kasus kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati serta terganggunya keseimbangan lingkungan. Degradasi sumber daya alam terjadi akibat eksploitasi berlebih, seperti penambangan pasir di Sungai Progo, yang menyebabkan erosi dan penurunan kualitas air. Sementara itu, perubahan iklim ditandai oleh peningkatan frekuensi cuaca ekstrem, seperti banjir besar di wilayah Jabodetabek yang mengganggu aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan sedang membutuhkan perhatian penuh. Maka dari itu, semua hal harus segera dipersiapkan oleh generasi muda untuk membawa perubahan baik di lingkungan.
Hal yang harus menjadi fokus utama dari gerakan anak muda ini adalah edukasi dan pengetahuan tentang pentingnya pemahaman setiap individu terhadap penjagaan kelestarian lingkungan. Aksi yang relevan dengan anak muda dan keadaan sosial masa kini adalah dilakukannya sebuah program berwadahkan sekolah dengan pembahasan terkait peduli lingkungan, seperti kegiatan workshop, kompetisi, adiwiyata, dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut dapat menjadi salah satu pendorong majunya pola pikir masyarakat terkhusus pemuda dalam menjaga lingkungan.
Ketika masyarakat telah memiliki pemikiran peduli lingkungan, di situlah saatnya untuk melakukan pemanfaatan teknologi. Teknologi yang memfasilitasi tindakan nyata contohnya media sosial, internet, dan jaringan yang dapat menjangkau ribuan orang di belahan dunia, dan edukasi yang menyadarkan pola pikir masyarakat seperti workshop, kompetisi, dan edukasi lainnya. Teknologi dan edukasi, itulah yang menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk masa depan.
Ada banyak kolaborasi aksi nyata anak muda bangsa dalam pelestarian lingkungan, salah satunya adalah Jerhemy Owen yang mengedukasi sekaligus memberikan aksi nyata dalam penjagaan lingkungan, dalam kontennya yang bertajuk "WenanamPohon" yang dilakukan di daerah hutan gundul, rawan banjir, daerah terkena longsor, dan masih banyak lagi. Konten ini disalurkan lewat media sosial, hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi anak muda dengan teknologi dan edukasi terhadap lestarinya bumi. Selain Jerhemy Owen, masih banyak pencipta konten lainnya yang sangat berdampak dalam pelestarian lingkungan, salah satunya adalah Pandawara Group yang berfokus pada pemeliharaan sungai dari sampah-sampah masyarakat.
Banyak cara sederhana yang bisa anak muda lakukan untuk menjaga kelestarian dan keindahan bumi kita, salah satunya dengan Program 7P dari Tim Eco Fighter; Penanaman pohon di area sekolah, Penggunaan air secukupnya, Pilah sampah, Penggunaan energi listrik secukupnya, Pengurangan penggunaan plastik, Pengurangan polusi udara (dengan berjalan kaki, menggunakan sepeda atau pun layanan transportasi umum), serta Peduli bersama-sama (mengajak orang lain untuk melakukan pelestarian alam bersama-sama).
Oleh: Raysa Ramadhani