IDN Times Xplore/Castle on Earth Mission_SMA Negeri 1 Puri
Sebuah peribahasa menyatakan,
Milah setitik, maka rusaklah susu sebelanga
Peribahasa terebut berbanding terbalik dengan penelitian kami. Yang mendasarkan pada prinsip karena maja sepotong, maka jernihlah jelantah. Minyak jelantah adalah minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berulang kali untuk menggoreng. minyak ini mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman dan berbau tengik akibat reaksi kimia selama proses penggorengan dan pemanasan berulang. Jelantah selama ini dianggap limbah yang berbahaya karena dapat mencemari tanah dan air. Pencemaran tanah terjadi karena menyebabkan pori-pori tanah tertutup dan tanah menjadi keras, sehingga mengganggu ekosistem yang ada. Sementara itu, pencemaran air terjadi karena masuknya limbah ke dalam air, yang menyebabkan fungsi air menurun, sehingga tidak lagi mampu mendukung aktivitas manusia dan menyebabkan masalah dalam penyediaan air bersih. Pencemaran air terbesar berasal dari limbah cair industri, di samping limbah padat berupa sampah domestik (Mulyaningsih & Hermawati, 2023). Meskipun seringkali dianggap limbah, minyak jelantah sebenarnya memiliki potensi untuk didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Pembuangan limbah minyak jelantah secara sembarangan dapat mengakibatkan pencemaran tanah maupun air. Selain itu, pembuangan jelantah sembarangan juga berdampak buruk bagi keseimbangan ekosistem, seperti sungai di Dsn. Gedangklutuk, Ds. Banjaragung, Kec. Puri, Kab. Mojokerto yang tercemar oleh limbah jelantah akibat kurangnya edukasi masyarakat terkait pengolahan jelantah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan solusi inovatif untuk mengurangi siklus pembuangan jelantah. Buah Maja, merupakan bahan yang kami tawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Buah Maja (Aegle marmelos) identik dengan sebuah kerajaan yang pernah berjaya pada abad XIII – XV, yaitu Kerajaan Majapahit. Ciri khas yang dimiliki buah Maja adalah dagingnya berwarna putih dan kulitnya berwarna hijau muda. Hingga kini, buah yang berasa pahit ini masih banyak dijumpai di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Namun, keberadaannya belum dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga membusuk di tepi jalan sekitar buah ini tumbuh. Buah maja dikenal memiliki kandungan senyawa kimia yang berpotensi membersihkan minyak jelantah. Senyawa-senyawa tersebut, seperti pektin, saponin, dan tanin, diduga dapat menyerap kotoran dan zat-zat berbahaya dalam minyak jelantah melalui penurunan bilangan peroksida (Fatmawati, 2015).
Proses penjernihan jelantah dengan menggunakan ekstrak Buah Maja sangat mudah dilakukan masyarakat, terutama gen z yang cenderung lebih berinovasi memanfaatkan hal yang ada disekitarnya. Penelitian dimulai dari pengambilan daging dan biji Buah Maja yang telah dikumpulkan. Kemudian daging dan biji Buah Maja dikeringkan dan dihaluskan sehingga siap dimaserasi melalui perendaman menggunakan pelarut organik guna memisahkan senyawa bioaktif. Residu yang mengendap diambil untuk dievaporasi menggunakan air ultra murni sehingga dihasilkan serbuk kosentrat yang siap uji pada semple. Serbuk konsentrat ekstrak Buah Maja kemudian diaplikasikan pada sampel minyak jelantah dengan perbandingan tertentu. Proses penjernihan dilakukan melalui metode pencampuran dan pengendapan, di mana ekstrak Buah Maja bekerja sebagai agen penyerap kotoran dan senyawa oksidatif pada minyak. Setelah didiamkan dalam jangka waktu tertentu, minyak yang telah melalui proses ini disaring untuk memisahkan endapan dari hasil penjernihan. Hasil pengujian menunjukkan adanya perubahan signifikan pada warna dan bau minyak jelantah. Warna minyak menjadi lebih cerah kekuningan, aroma tengik berkurang, serta nilai bilangan peroksida menurun sesuai parameter keamanan pangan yang berlaku.
Persoalan jelantah yang belum termanfaatkan dengan baik, menggerakkan empati kami. Survei yang dilakukan oleh Yoshio Katadata.com (2020), sejumlah 73,3 persen masyarakat tidak tahu cara mengolah limbah jelantah, serta didominasi oleh ketidakmauan menggunakan minyak yang baru karena dianggap biayanya terlalu membebani. Akibatnya rumah tangga yang memanfaatkan nilai ekonomi jelantah dengan menjualnya hanya 3,57 persen.
Penjual di Kantin SMAN 1 Puri mengaku belum mengerti bagaimana cara mengolah limbah dengan baik. Kebanyakan, disimpan dalam botol dan dibiarkan begitu saja. Castle on Earth Mission menawarkan aplikasi pendukung yakni "BANK JELMA: Perpaduan Jelantah dan Maja". Aplikasi ini menerapkan fitur inklusif dan mekanisme reward non material sehingga warga dalam maupun sekitar sekolah dapat berkontribusi dengan mudah. Berikut langkah penggunaannya; [1] Unduh aplikasi pada gawai pengguna, [2] Lengkapi identitas, pilih siswa, GTK, Warga Sekolah atau non warga sekolah (dengan syarat dalam radius 500m), [3] Pilih menu tukar-tambah jelantah, [4] Pilih opsi titik penjemputan, [5] Cukup bayar Rp.3.000/250 mL dan Tunggu selama 1-2 hari, [6] Jelantah yang telah jernih dan layak guna siap diantar, [7] Khusus pengguna yang menggunakan fitur tukar-tambah lebih dari 2 kali akan mendapatkan reward poin yang dapat ditukar dengan potongan harga kantin sehat atau subsidi alat tulis di castle mart, [8] Ketika menggunakan fitur 5 kali, pengguna mendapat penjernihan gratis untuk 1L jelantah.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa ekstrak Buah Maja memiliki potensi nyata sebagai bahan penjernih minyak jelantah alami yang ramah lingkungan. Metode ini tidak hanya memanfaatkan limbah yang selama ini terbuang, tetapi juga menghidupkan kembali fungsi dari buah lokal yang sering diabaikan. Pemanfaatan Buah Maja untuk penjernihan jelantah juga dapat menjadi peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di daerah penghasil buah ini seperti Mojokerto. Petani atau warga sekitar dapat mengolah buah Maja menjadi produk setengah jadi atau serbuk konsentrat, lalu menjualnya kepada pelaku usaha kuliner, industri kecil, maupun rumah tangga yang ingin menghemat penggunaan minyak goreng.
Pengembangan aplikasi BANK JELMA tak terlepas kontribusi siswa dan GTK yang di rumahnya terdapat jelantah tak termanfaatkan. Aplikasi tetap menjalani pengecekan berkala guna peningkatan fitur yang lebih canggih. Dengan demikian, BANK JELMA menjadi langkah utama dalam mendukung Indonesia dalam mencapai target bebas emisi 2060. Langkah awal datangnya dari kami, kelak perjuangan ini akan terbukti
Lebih jauh, penerapan metode ini memiliki dampak ganda: mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan jelantah sembarangan dan memberdayakan masyarakat melalui inovasi berbasis kearifan lokal. Jika diintegrasikan dengan program pemerintah atau LSM yang bergerak di bidang lingkungan, penjernihan jelantah menggunakan Buah Maja dapat dikemas dalam bentuk pelatihan, kewirausahaan, dan kampanye edukasi. Dengan begitu, kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah minyak akan meningkat, sekaligus memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang kaya inovasi berbasis sumber daya alam.