IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
Di tengah megahnya visi kita tentang masa depan yang berkelanjutan dan ambisi untuk mencetak Generasi Emas yang akan memimpin peradaban, kita seringkali luput dari pandangan akan realitas di sekitar kita. Krisis lingkungan global, dengan segala permasalahannya dari pemanasan ekstrem, polusi udara yang mencekik, hingga lautan yang kini sesak oleh timbunan plastik. Ironisnya, akar permasalahan ini kerap kali bersemayam dalam tindakan-tindakan kecil, bahkan yang tak disadari, tepat di lingkungan terdekat kita yaitu sekolah.
Mari kita berkaca sejenak. Pemandangan sehelai bungkus makanan ringan yang tergeletak di koridor, botol minuman plastik yang dibiarkan di bawah meja kelas, atau sisa jajan yang berserakan di halaman sekolah. Ini adalah realita sehari-hari yang sering kita temukan, namun kita abaikan dalam tindakan.
Di balik setiap sampah yang dibuang sembarangan, seringkali ada satu individu pelajar yang, entah karena terburu-buru, kurangnya pemahaman mendalam tentang konsekuensi, atau sekadar sikap acuh tak acuh, melakukan tindakan yang terlihat sepele ini. Namun, inilah pukulan telak pada kita sebagai komunitas pendidikan. Bukankah sekolah adalah pusat di mana nilai-nilai diajarkan, moralitas dibentuk, dan tanggung jawab dipupuk? Ketika satu bungkus plastik dibiarkan, ia bukan hanya merusak estetika. Ia adalah simbol dari satu kesadaran yang gagal berfungsi, mengikis budaya bersih yang seharusnya menjadi identitas. Akumulasi dari "satu sampah" dari "satu pelajar" setiap harinya, secara perlahan namun pasti, menciptakan gunung masalah yang lebih besar.
Lingkungan belajar yang seharusnya menjadi inspirasi, justru terkikis oleh kelalaian kolektif. Dampak dari kebiasaan kecil di lingkungan sekolah ini tidak berhenti di gerbang sekolah saja, tetapi ia membentuk karakter dan kebiasaan yang akan terbawa hingga ke masyarakat, bahkan ke skala global. Inilah momentum krusial yang melatarbelakangi mengapa sudah saatnya bagi Generasi Emas kalian, para siswa yang memiliki potensi luar biasa untuk segera mengaktifkan "Eco Warrior Mode On".
Mading ini hadir bukan sekadar sebagai media informasi biasa. Ini adalah cermin kritis yang memperlihatkan realitas, suara yang menggugah kesadaran yang tertidur, dan seruan militan untuk sebuah perubahan. Kami ingin mengilustrasikan secara gamblang dan tak terbantahkan bahwa dari satu kesadaran yang terbangun pada diri setiap pelajar, yang diwujudkan dalam setiap tindakan kecil menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, kita memiliki kekuatan transformatif revolusioner untuk memutus rantai kelalaian ini. Mari kita buktikan, sekolah adalah titik nol dari mana kita akan membangun kembali harapan bagi bumi yang lestari, dimulai dari setiap langkah kecil kita.
Oleh: Varin, Maisya, Hillin