Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Live Less to Live Longer

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Aduh, kalian kepikiran ga sih kalau hidup hijau dan sustainable itu mahalll banget, ribet lagi! Tunggu dulu! Kenyataannya ga kayak gitu, loh. Kenapa?

Karena.. kami, Laskar Daffodil dari SMA Marsudirini Bekasi bakal nunjukin ke kalian cara mudah dan efektif untuk hidup sustainable! 🌻 Yang perlu kalian lakuin yaitu.. Hidup Sederhana (Frugal Living)! Secara tidak sadar, kalau kita hidup secara sederhana, maka kita juga bisa merawat lingkungan dan ikut berjuang menjaga kesehatan bumi 🌏🌱

Yuk simak step-by-step untuk hidup sederhana dan ikut menjaga bumi bersama Laskar Daffodil 🌟

Tim redaksi kami terdiri dari:

  • Guru pendamping: Elizabeth Tika Adriani
  • Penulis: Graciela Putri Paramitha, Clara Angelica Maureen Kaligis
  • Desainer visual: Stevany Gracia Japardy, Chloe Angela, Graciela Putri Paramitha
  • Videografer: Graciela Putri Paramitha
  • Editor video: Clara Angelica Maureen Kaligis

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Apakah kalian pernah datang ke sebuah toko baju terkenal dan berhenti sejenak untuk berpikir dua kali? Bukan, bukan karena uang kalian kurang, tapi berpikir apakah jangan-jangan pakaian baru yang ingin kalian beli bisa menjadi bumerang untuk mencelakakan kalian?

Tahun 1990-an, New York Times memberi nama pada fenomena yang dapat membunuh bukan hanya lingkungan, tapi juga makhluk hidup di dalamnya, sebagai Fast Fashion. Istilah Fast Fashion pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan kecepatan Zara dalam menciptakan desain pakaian dan memproduksinya hanya dalam waktu 15 hari saja. Sampai saat ini, istilah Fast Fashion masih digunakan untuk menggambarkan industri produk fesyen yang memproduksi dengan cepat dan harga yang terjangkau, tetapi berdampak buruk untuk lingkungan.

Nyatanya semakin terang suatu hal bersinar, semakin gelap pula bayangan yang akan dihasilkan. Fast Fashion lebih dari sekadar peluang bisnis yang menguntungkan kapitalis, Fast Fashion harus diproduksi dan dijual dengan cepat. Produksi yang tak pernah berhenti inilah yang membahayakan karena perusahaan-perusahaan mode tak pernah berhenti menghasilkan limbah sisa produksi yang berakhir mencemari tanah, air dan udara.

Diestimasikan ada sekitar 92 juta ton limbah tekstil dari seluruh dunia setiap tahunnya. Jika fakta tersebut kurang mencengangkan, kita diperkirakan akan menghasilkan 134 juta ton tekstil pada 2030 karena kian meningkatnya permintaan untuk Fast Fashion. Walau memiliki limbah tekstil yang melimpah ruah, realitanya hanya 1% yang diubah menjadi pakaian baru. Walau sangat mungkin untuk mendaur ulang limbah tekstil, teknologi daur ulang tersebut sangatlah terbatas saat menyangkut material yang tercampur, seperti misalnya baju dari bahan kapas yang digabung dengan bahan poliester, karena bahan yang tercampur tersebut menjadi lebih kompleks.

Selain itu, limbah sisa dari pewarnaan tekstil pun tak kalah berbahaya. Industri fesyen menyumbang setidaknya 20% polusi air secara global dikarenakan bahan kimia dalam pewarna sintesis sisa produksi serta pecucian pakaian langsung dibuang ke sungai, menghasilkan mikroplastik dan akhirnya mengalir ke laut. Sudah ada setidaknya 1.7 juta kematian tiap tahunnya diakibatkan konsumsi air yang tercemar. Di lain sisi, industri fesyen masih membutuhkan sekitar 2.700 liter air untuk menciptakan satu pakaian berbahan dasar katun karena tanaman kapas yang memerlukan air untuk tumbuh, sehingga memungkinkan terjadinya defisit air di daerah tertentu.

Tidak hanya sampai di situ, udara juga turut tercemar dalam proses memproduksi Fast Fashion. Dibutuhkan banyak sumber daya sampai pakaian jatuh ke tangan konsumen, mulai dari mesin pembuatan pakaian, proses mengeringkan pakaian setelah direndam pewarna, hingga distribusi pakaian. Oleh karena itu, sekitar 10% karbon dioksida yang diproduksi secara global datang dari industri fesyen, serta tercatat memproduksi satu buah T-shirt menghasilkan 2.6 kg karbon dioksida, sedangkan satu buah jeans menghasilkan 11.5 kg karbon dioksida, terhitung dari awal produksi hingga sampai ke toko cabang.

Jadi, apa kamu siap untuk menanggung semua risiko yang bisa terjadi jika masih mau menggunakan produk-produk Fast Fashion? Kalau kamu sudah masuk dalam barisan orang yang sudah tersadarkan, kami punya beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak Fast Fashion. 

Cara paling mudah bagi generasi muda menyelamatkan bumi dari imbas Fast Fashion adalah dengan membeli lebih sedikit pakaian. Memang terdengar sepele, tapi industri fesyen, terutama yang memproduksi Fast Fashion, bisa berkembang sampai sekarang karena mereka memiliki permintaan dari pelanggan. Kerja sama untuk berhenti membeli pakaian baru untuk memenuhi keinginan mengikuti tren harus menjadi pertimbangan bagi generasi muda. 

Sudah pernah lihat konten thrifting baju lewat di beranda Tiktokmu? Coba mulai pertimbangkan untuk melakukan hal yang serupa. Dengan membeli barang yang sudah dibeli dari tangan sebelumnya, kita dapat mengurangi permintaan kepada brand besar penghasil Fast Fashion serta dapat memberikan kesempatan baru kepada pakaian supaya tidak berakhir menjadi limbah tekstil. 

Sebagai remaja yang memiliki banyak waktu di sosial media, penting bagi kita untuk menggalakkan gerakan anti Fast Fashion dengan menyebarkan kesadaran lewat artikel serta foto dan video singkat. Di era digital ini, informasi adalah segalanya karena segalanya bisa membalikkan punggung mereka dari satu informasi yang tersebar luas. Kita juga perlu mengedukasi teman yang belum mengerti, kepada mereka yang masih membeli baju baru dari brand Fast Fashion besar yang menyumbang kerusakan pada lingkungan. Berikan list brand mana saja yang perlu dihindari supaya mereka dapat menyebarkan pada orang lain. 

Teman-teman dapat juga mencari informasi lokasi yang menerima sumbangan baju bekas jika merasa baju yang dimiliki sudah tidak sesuai dengan selera teman-teman. Selain mengurangi pakaian bekas, kita juga dapat memberikan kesempatan kedua bagi pakaian untuk tidak menjadi limbah tekstil. 

Esai: Kesimpulan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Sebagai kesimpulan, Fast Fashion merupakan pakaian hasil produksi yang diolah dengan cepat dan masif untuk meraup keuntungan dengan sebanyak-banyaknya. Meski begitu, Fast Fashion memiliki banyak kekurangan bagi lingkungan karena Fast Fashion memproduksi limbah tekstil, asap mesin produksi, serta pewarna kimia yang berbahaya bagi manusia dan alam. 

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kerjasama dari masyarakat untuk berhenti membeli produk dari brand yang terindikasi memproduksi Fast Fashion dan mulai beralih melakukan thrifting untuk mengurangi konsumsi Fast Fashion. Donasikanlah pakaian-pakaian yang sudah tidak kita pakai sebagai upaya memberikan kesempatan baru bagi pakaian untuk tidak mencemari lingkungan. Selain itu, kita juga dapat mengajak orang lain untuk melakukan hal yang serupa dengan memboikot brand yang terindikasi Fast Fashion.

Yang harus disadari adalah bahwa sekecil apapun suatu perjuangan, hal tersebut tetaplah perjuangan. Seperti yang dikatakan Robert Swan, seorang aktivis lingkungan, ancaman terbesar bagi planet kita adalah kepercayaan bahwa orang lain akan menyelamatkannya. 🌏

Infografik

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Sustainable living mungkin terdengar asing atau rumit bagi kita. Padahal sebenarnya, gaya hidup ini mirip dengan gaya hidup yang familiar di masyarakat, yaitu Simple Living. Infografik Sustainable Living Through Simple Living menjelaskan konsep hidup sederhana dan hubungannya dengan hidup berkelanjutan. Infografik ini juga mengajak pembaca untuk menerapkan parktik berkelanjutan, cukup dengan melaksanakan gaya hidup sederhana. Dengan begitu, praktik-praktik kecil di keseharian kita dapat membawa manfaat bagi kelestarian Bumi 🌼🌏

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Cara kita memakai energi adalah salah satu kunci terhadap kelangsungan hidup Bumi dan manusia. Infografik Bijak Memakai Energi dalam Hidup Sederhana menjelaskan pentingnya sikap bijak dalam memakai energi di kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga mengajak pembaca menerapkan aksi Hidup Sederhana untuk menghemat energi dan beralih ke Energi Hijau. Tidak lupa, infografik ini juga mendorong pembaca untuk mendukung Pertamina sebagai penyedia energi nasional. Berada di posisi yang vital, Pertamina secara aktif mengeluarkan inovasi-inovasi bahan bakar ramah lingkungan, membangun pembangkit listrik dengan tenaga yang terbarukan serta mengedukasi masyarakat dalam upaya bijak memakai energi ⚡💧

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Laskar Daffodil_SMA Marsudirini Bekasi

Tim Laskar Daffodil memulai pembuatan mading ini dengan penuh semangat, bahkan merencanakan konsep tim dan mading jauh-jauh hari sebelum Technical Meeting. Berbekal dengan konsep yang diajarkan secara intensif di SMA Marsudirini Bekasi, yaitu mengenai hidup sederhana, kami memutuskan untuk mengedukasi dan mengajak para pembaca untuk turut hidup secara sederhana demi menjaga kelangsungan hidup Bumi Pertiwi 🌏⭐

Dengan membagikan proses pengerjaan mading ini, kami harap usaha Tim Laskar Daffodil dapat menginspirasi tiap pembaca dari seluruh sekolah di Indonesia untuk turut angkat senjata melawan ancaman-ancaman terhadap kelestarian bumi dan kehidupan kita. Senjata itu ialah edukasi dan informasi!

Mari kita bersama-sama dengan Laskar Daffodil terus menambah wawasan dan memupuk kepedulian terhadap Bumi Pertiwi! Mulailah bergerak dengan hidup secara sederhana, hemat, dan mindful terhadap lingkungan. Jangan lupa ajak teman-temanmu dan bagikan informasi untuk turut hidup sederhana dan melestarikan bumi! 🌏🌳

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

7 OOTD Main Padel ala Tasya Farasya, Selalu On Point!

17 Sep 2025, 14:01 WIBLife