IDN Times Xplore/Tim Smadital_SMA N 2 Wates
Indonesia menghadapi tantangan yang semakin rumit terutama dalam pengelolaan sampah. Krisis sampah bukan hanya masalah lokal, tetapi juga global yang mengancam kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Di Kabupaten Kulon Progo, data dari Harian Jogja menunjukkan bahwa volume sampah rumah tangga mencapai 105,32 ton per hari. Angka ini sangat memprihatinkan dan memerlukan penanganan serius.
Pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang cepat semakin memperburuk situasi ini, di mana tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menyebabkan pencemaran lingkungan. Proses dekomposisi sampah organik menghasilkan gas metana (CH4), gas rumah kaca yang berpotensi memicu pemanasan global 25 kali lebih besar daripada karbon dioksida (CO2). Selain itu, lindi (leachate) dari TPA juga dapat mencemari sumber air tanah dan mengancam kesehatan masyarakat yang tergantung pada sumber air tersebut.
Ketidakpedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah menjadi kendala utama. Banyak yang masih membuang sampah sembarangan dan tidak memahami pentingnya memilah sampah. Hal ini diperparah dengan kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai, seperti fasilitas pengolahan sampah terpadu (TPST) dan sistem pengumpulan yang efisien. Namun, di tengah tantangan tersebut muncul inisiatif untuk mengatasi permasalahan ini, salah satunya melalui program Adiwiyata di SMAN 2 Wates.
Program Adiwiyata ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran lingkungan kepada siswa dan mendorong mereka untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui program Adiwiyata, siswa diajak untuk memahami permasalahan lingkungan yang ada, mencari solusi alternatif, dan mengimplementasikan tindakan nyata dalam pengelolaan sampah di sekolah dan lingkungan sekitar.
Salah satu inovasi yang dihasilkan dari program Adiwiyata di SMAN 2 Wates adalah pembuatan eco enyzme. Eco enyzme merupakan larutan organik hasil fermentasi limbah organik rumah tangga, seperti kulit buah, sisa sayuran, dan ampas kopi. Proses fermentasi ini menghasilkan berbagai senyawa yang bermanfaat, seperti asam asetat, alkohol, dan enzim. Eco enyzme memiliki beragam manfaat, antara lain sebagai pembersih alami, pupuk organik cair, penjernih air, dan pengusir hama.
Pemanfaatan eco enyzme sebagai solusi pengelolaan sampah memiliki berbagai keuntungan. Pertama, eco enyzme dapat mengurangi volume sampah organik yang dibuang ke TPA. Dengan mengolah limbah organik menjadi eco enyzme, masyarakat dapat mengurangi beban TPA dan memperpanjang umur pakainya. Kedua, eco enyzme merupakan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Proses pembuatannya tidak menghasilkan limbah berbahaya dan menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan. Ketiga, eco enyzme memiliki nilai ekonomis. Masyarakat dapat memanfaatkan eco enyzme untuk berbagai keperluan rumah tangga, sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli produk-produk kimia yang mahal dan berpotensi berbahaya.
Selain manfaat lingkungan dan ekonomi, pembuatan eco enyzme juga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Proses pembuatan eco enyzme relatif mudah dan dapat dilakukan di rumah dengan peralatan sederhana. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah yang dihasilkan dan terlibat aktif dalam upaya pelestarian lingkungan.
Peran generasi muda sangat penting dalam menyebarluaskan pemanfaatan eco enyzme dan solusi pengelolaan sampah lainnya. Generasi muda memiliki akses yang luas terhadap informasi dan teknologi, serta semangat inovasi dan kreativitas yang tinggi. Mereka dapat memanfaatkan media sosial dan berbagai kegiatan komunikasi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan serta mempromosikan pemanfaatan eco enyzme sebagai solusi sosial yang efektif dan ramah lingkungan.