Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Generasi Muda vs Krisis Lingkungan: Bisakah Teknologi Menang?

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Halo, Eco Heroes! Kami dari tim SANKIS dari SMAN 1 Rembang dengan bangga mempersembahkan sebuah karya mading tentang keterbatasan air bersih dan langkah kecil dengan dampak besar yang bisa kita ditempuh

Tim redaksi SANKIS :

Pembina : Samrin, S.Pd

Ketua tim : Khersya Romadhona

Anggota :

1. Ilyas Aditiya Al Aziz

2. Nafis Akmal Utomo

3. Azizah Halimatu' Sa'diyah

4. Alifia Safa Sahbila

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai : Latar Belakang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Di tengah krisis lingkungan yang semakin mendesak, generasi muda di tuntut ikut andil dalam menyelamatkan bumi. Salah satu isu yang kian hari semakin mendesak yaitu krisis air bersih. Pernyataan ini semakin diperkuat dengan adanya laporan dari PBB, sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang layak dan aman. Pertumbuhan populasi, iklim yang tak stabil dan bahkan ketidak keberlanjutannya pengeksploitasian sumber daya alam yang semakin memperparah krisis ini. Dengan adanya konteks ini, edukasi dan teknologi merupakan obat ampuh yang dapat menyadarkan generasi muda dan ikut andil dalam upaya pelestarian lingkungan, terkhusus dalam pengelolaan sumber daya air.

Kekurangan air bersih ini bukan hanya masalah local saja melainkan masalah yang sudah merambat lingkup global yang pastinya berdampak pada Kesehatan, Pendidikan, dan khususnya berimpact besar ke kesejahteraan masyarakatnya. Sekitar 829.000 anak dibawah usia lima tahun meninggal setiap tahunnya akibat diare yang disebabkan oleh air yang tidak bersih dilansir menurut laporan Unicef dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di banyak negara khususnya negara berkembang, akses air bersih semakin sulit ketimbang dalam memperoleh emas dan nikel yang melimpah ruah, terutama di daerah pedesaan dan perkotaan yang kumuh. Hal ini didasari studi kasus, sebagai contoh di India lebih dari 600 juta orang dan 200 juta orang menghadapi tekanan air yang tinggi dan memerlukan waktu berjam-jam demi mendapatkan air bersih setiap harinya.

Di kalangan elit global investasi air telah menjadi topik hangat. Banyak milader dan perusahaan besar berinvestasi dengan membeli lahan yang memiliki sumber air, menganggap sebagai aset langka dan strategis di masa depan. Laporan Eco HQ tahun 2025 menunjukkan para elit saling bersaling dalam memperebutkan pembelian hak atas air dan memperdagangkannya di bursa, sama halnya dengan perdagangan komoditas gandum atau minyak. Dalam konteks ini semakin memperkuat fakta bahwa air bukan hanya sumber kehidupan yang dianggap sepele dalam penggunaan setiap harinya tetapi juga bisa menjadi komoditas yang bernilai miliaran dolar.

Perusahaan-perusahaan seperti Nestle dan Coca-Cola di Amerika Serikat telah terlibat dalam kontraversi terkait pengambilan dari air sumber lokal, hal ini malah justru diabaikan dan menganggap remeh kebutuhan masyarakat setempat. Sebagai contoh di California perusahaan-perusahaan ini dituduh mengeksploitasi sumber daya air di tengah kekeringan yang berkepanjangan melanda yang mengakibatkan berdampak pada petani kecil dan komunitas lokal.

Dengan berkembang pesatnya teknologi, apalagi sekarang genarasi muda sudah tidak diherankan lagi pintar dan maju dengan teknologi, teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk inovasi mengatasi masalah ini. Pemantauan kualitas air, desalinasi air laut dan sistem irigasi pintar. Teknologi alternatif ini bisa sebagai pertimbangan dalam membantu mengelola sumber daya air dengan lebih efisien dan efektif. Menurut Internasioanal Renewable Energy Agency (IRENA), teknologi dalam pengelolaan air penggunaanya dapat meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi pemborosan air bersih. Misalnya, sistem irigasi pintar yang menggunakan sensor untuk memantau kelembapan tanah dapat mengurangi penggunaan air hingga 50%, yang sangat penting di daerah yang mengalami kekeringan.

Edukasi juga sangat penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya pengelolaan air yang berkelanjutan. Program-program pendidikan yang mengajarkan tentang keberlanjutan, pengelolaan sumber daya alam, dan dampak perubahan iklim dapat membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Sebuah studi oleh UNESCO menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan dapat meningkatkan kesadaran dan tindakan pro-lingkungan di kalangan siswa. Di Finlandia, misalnya, kurikulum pendidikan lingkungan telah berhasil meningkatkan kesadaran siswa tentang isu-isu keberlanjutan dan mendorong mereka untuk terlibat dalam proyek-proyek pelestarian lokal.

Dengan tantangan yang semakin kompleks, generasi muda memiliki tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menyelamatkan bumi. Melalui edukasi dan teknologi, mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mengatasi krisis air bersih dan masalah lingkungan lainnya.

Esai : Kesimpulan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak, generasi muda memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk beraksi. Krisis lingkungan, terutama krisis air bersih, memerlukan perhatian serius dan tindakan nyata. Menurut laporan dari PBB, sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda tidak hanya mewarisi masalah ini, tetapi juga memiliki potensi untuk menciptakan solusi inovatif melalui edukasi dan teknologi.

Generasi muda, yang merupakan demografi digital terbesar, memiliki kekuatan luar biasa untuk mempengaruhi perubahan. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dengan memanfaatkan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Misalnya, penggunaan aplikasi pemantauan kualitas air yang dikembangkan oleh startup teknologi di India telah membantu masyarakat lokal untuk melaporkan masalah kualitas air secara real-time. Inisiatif seperti ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat memberdayakan generasi muda untuk berkontribusi dalam pengelolaan sumber daya air yang lebih baik.

Pentingnya kolaborasi antara generasi muda, pemerintah, dan sektor swasta tidak dapat diabaikan. Dengan bekerja sama, mereka dapat menciptakan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Sebagai contoh, program-program yang melibatkan siswa dalam proyek-proyek lingkungan, seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan penggunaan energi terbarukan, dapat memberikan pengalaman langsung yang berharga. Di Jepang, program "Eco-School" telah berhasil melibatkan siswa dalam proyek-proyek keberlanjutan, yang tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan tetapi juga membangun keterampilan kepemimpinan di kalangan generasi muda.

Selain itu, generasi muda juga harus aktif dalam mendorong kebijakan yang mendukung keberlanjutan. Mereka dapat menggunakan platform digital untuk menyuarakan pendapat dan menuntut akuntabilitas dari pemerintah dan perusahaan. Sebuah studi oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 70% generasi Z percaya bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk terlibat dalam isu-isu sosial dan lingkungan. Dengan memanfaatkan media sosial, mereka dapat menggalang dukungan untuk inisiatif keberlanjutan dan mempengaruhi kebijakan publik.

Akhirnya, masa depan bumi ada di tangan generasi muda. Dengan semangat dan komitmen untuk belajar dan berinovasi, mereka dapat menyelamatkan bumi dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang. Sebuah studi oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa perusahaan yang berinvestasi dalam keberlanjutan tidak hanya mengurangi jejak karbon mereka, tetapi juga meningkatkan profitabilitas jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab moral, tetapi juga peluang ekonomi.

Mari kita dukung generasi muda dalam perjalanan ini, karena setiap tindakan kecil dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian lingkungan. Dengan mengedukasi diri sendiri dan orang lain, berkolaborasi dengan berbagai pihak, dan mendorong kebijakan yang mendukung keberlanjutan, generasi muda dapat menjadi pahlawan bumi yang sesungguhnya.

Infografik

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Keterbatasan air bersih, menjadi masalah serius yang perlu disapu bersih segera. Lama kelamaan, air bersih bagaikan crypto yang bernilai tinggi, sulit diakses, dan menjadi komoditas global yang diperebutkan. Pada era digitalisasi ini, teknologi memiliki campur tangan yang penting sebagai sarana pemecah masalah, dengan teknologi pintar seperti irigasi pintar dan desalinasi air laut menjadi solusi yang relevan. Tetapi, perkembangan teknologi yang tidak disertai aksi hanyalah sebuah kesia-siaan.

Rubrik diskusi-Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

SAF (Sustainable Aviation Fuel) dan NZE (Net Zero Emission) bukan sekadar istilah, tapi “paspor hijau” bagi generasi muda untuk menuju Indonesia Emas 2045. Krisis iklim dan krisis energi menuntut kita bertindak nyata: SAF Pertamina mampu menurunkan emisi penerbangan hingga 80%, sementara transisi energi bersih melalui biofuel, geothermal, dan SPKLU menciptakan ekosistem yang mendukung masa depan berkelanjutan. Namun, teknologi dan inovasi tidak cukup tanpa aksi. Generasi muda harus menjadi penggerak perubahan, berkolaborasi, berinovasi, dan menerapkan energi hijau dalam kehidupan sehari-hari. Setiap langkah nyata dari penggunaan energi bersih hingga advokasi lingkungan digital adalah tiket untuk memastikan bumi tetap sehat, sumber daya terjaga, dan Indonesia siap mencapai visi emas 2045.

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Dari debat kecil kemudian menuju langkah besar bertema "air crypto kehidupan" yang tentu saja pada awalnya kaya ngga familier ya. dari ide ide ngga masuk akal sampai diskusi yang akhirnya berbuah manis.

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/SANKIS_SMAN 1 Rembang

Dari debat kecil kemudian menuju langkah besar bertema "Air: Crypto Kehidupan" yang tentu saja pada awalnya terasa asing dan kurang familier. Ide-ide yang terdengar nyeleneh dan tidak masuk akal pun muncul di awal, mulai dari membahas cara mengubah air kotor jadi aset berharga hingga konsep “air digital” ala crypto. Namun, melalui diskusi, kolaborasi, dan pemikiran kritis, gagasan-gagasan itu mulai menemukan arah dan relevansi. Hasilnya, dari percikan ide yang sederhana, lahirlah solusi nyata inovasi teknologi, kesadaran lingkungan, dan aksi kolektif—yang membuat masalah air bersih tidak lagi sekadar wacana, tetapi menjadi tantangan yang bisa diatasi oleh generasi muda.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

7 Padu Padan Outfit Syar'i ala Clara Shinta, Simpel dan Stylish!

05 Nov 2025, 15:43 WIBLife