IDN Times Xplore/STSBKK_SMAN 1 Cibadak
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak berasal dari organisme hidup seperti plastik, kaca, kain, dan logam. Sampah ini berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia yang sukar terurai oleh mikroorganisme dan membutuhkan jangka waktu yang panjang dalam proses penguraiannya (Ratnaningsih, 2021). Sampah anorganik yang sulit terurai, tidak mudah untuk diolah karena sulit didegradasi oleh alam (Purnama & Yuriandala, 2010). Pengelolaan dari jenis sampah ini perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Dampak pengelolaan sampah yang buruk antara lain pencemaran tanah, air dan udara, lingkungan menjadi kumuh dan menimbulkan bau tidak sedap (Mutiara et al, 2021) dan akhirnya menjadi sumber penyakit. Terlebih sampah anorganik, jika sampah dibuang ke laut akan menjadi partikel mikroplastik yang mencemari ekosistem laut dan menjadi sumber makanan bagi ikan (Tiandho, 2021; Rahman dan Tuharea, 2021). Selanjutnya menjadi sumber racun bagi manusia yang mengkonsumsi ikan yang telah teracuni mikro plastik tersebut (Smith et al, 2018). Sampah plastik yang butuh 400 tahun untuk bisa terurai jika dibakar dengan maksud agar lebih mudah dihancurkan justru akan menimbulkan asap racun yang berbahaya bagi fertilitas (Maslamah et al, 2021).
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 Kabupaten/Kota se-Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. “Saat ini produksi sampah di Kota Sukabumi sebanyak 180 ton per hari dan kalau ke TPA sebanyak 160 ton karena ada pemilahan sekitar 27 persen,'' ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Asep Irawan. Di mana, sampah plastik 17% dari seluruh sampah yang ada, masalah sampah jadi isu strategis terutama pengurangan sampah. Ia mengatakan sampah di Kota Sukabumi terdiri dari 70% bahan organik dan 30% anorganik.
Salah satu contoh sampah dari jenis sampah anorganik adalah sampah botol bekas. Mengapa? Sampah ini termasuk ke dalam kategori sampah anorganik karena sulit terurai, mulai dari tutup hingga botolnya. Seiring peningkatan pemakaian botol plastik menyebabkan timbulnya sampah botol plastik yang semakin menumpuk. Peningkatan ini terjadi karena plastik bersifat ringan, praktis, ekonomis, dan dapat menggantikan fungsi barang-barang yang lain (Asroni, 2018). Pencemarannya disebabkan karena sifat sampah plastik yang sulit didaur ulang secara langsung. Pengelolaan sampah hendaknya menerapkan proses-proses, seperti Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Replace (mengganti barang berpotensi sampah ke arah bahan yang dapat didaur ulang). Apabila di lingkungan terus bertambah, sedangkan tindakan untuk penanggulangan limbah tersebut belum ada. Apa yang akan terjadi dengan bumi ini beberapa tahun mendatang?
Melalui tema "Pemanfaatan Sampah Botol Plastik Menjadi Aksesoris", ini merupakan pilihan yang tepat untuk mendaur ulang sampah dan dijadikan sebagai barang jual. Fokus utamanya yaitu untuk mengajak anak muda agar terlibat serta aktif dalam mengelola sampah plastik dan mendaur ulang sampah tutup botol plastik menjadi barang manik-manik aesthetic, serta membiasakan untuk menerapkan salah satu proses pengelolaan sampah anorganik, dan tampil fashionable dengan barang yang affordable.