Tim TrashFormer—SMA N 1 Dawan
Banyak orang yang tak menyadari apa yang sedang terjadi di lingkungan Indonesia saat ini. Entah karena memang tak peduli atau benar-benar tak sadar akan mengkhawatirkannya kondisi lingkungan negara tercinta kita saat ini. Ironisnya, hal ini juga terlihat di kalangan pelajar Indonesia yang seharusnya menjadi generasi terdidik. Dari sekian banyaknya pelajar di Indonesia yang ditanyai terkait cita-cita mereka, mayoritas menyebutkan bercita-cita sebagai dokter, akuntan, polisi, dan pekerjaan mapan lainnya. Sedangkan, hanya segelintir pelajar Indonesia yang menyebutkan perihal impiannya menjadi seorang aktivis lingkungan. Sesekali kami merenung, kemudian berpikir ”Apakah nantinya, bumi masih mampu menampung kami? Atau kami akan kehilangan kesempatan untuk hidup di planet ini akibat kerusakan yang kami hendaki? ” .
Berbagai prediksi masa depan terkait lingkungan hidup di Indonesia yang memburuk seharusnya menjadi kecemasan terbesar bagi seluruh masyarakat di Indonesia—terutama para pelajar Indonesia. Hal itu dikarenakan, para pelajar merupakan generasi muda cerdas harapan bangsa yang nantinya akan menjadi calon penerus kehidupan di tanah air Indonesia ini. Apabila kondisi lingkungan tak kunjung membaik, mereka dan keturunannyalah yang akan merasakan dampak dari kondisi tersebut. Oleh karena itu, konflik lingkungan di Indonesia harus segera diatasi demi keberlangsungan hidup di masa mendatang.
Konflik persampahan merupakan faktor utama yang menyebabkan buruknya kualitas lingkungan hidup di Indonesia. Berdasarkan data dari Bank Dunia (World Bank) dalam laporannya yang berjudul ”The Atlas of Sustainable Development Goals” (2023), Indonesia disebut menempati posisi kelima sebagai negara penghasil sampah terbesar di dunia di tahun 2020. Fakta tersebut memberikan sinyal darurat bagi kita para pelajar Indonesia, agar segera mengambil tindakan untuk memulai perubahan.
Sebagai salah satu generasi pelajar Indonesia, kami memiliki gagasan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Ide tersebut yakni generasi pelajar Indonesia harus mulai membangun dan mengembangkan tradisi. Mengapa harus tradisi? Karena tradisi bukan hanya sekadar kebiasaan, melainkan sesuatu yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan terus hidup dan berkembang. Hal ini berbeda dengan tren, yang masa waktunya cenderung singkat dan mudah tergantikan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, kami mengemas usul solutif untuk masalah persampahan di Indonesia dalam aksi W.O.W. (Wipe Out Waste). Aksi ini bukanlah sebuah program sementara yang tak berkelanjutan, tetapi aksi yang menjadi tradisi untuk kalangan pelajar Indonesia. W.O.W. merupakan tradisi keseharian yang mencakup aksi pengurangan terhadap penggunaan sampah anorganik dalam kehidupan sehari-hari, pengolahan sampah menjadi hal yang lebih berharga, dan gerakan pemberantasan sampah di sekitar lingkungan sekolah.
Para pelajar di sekolah kami telah mulai menjalankan tradisi ini, dimulai dari mengurangi penggunaan plastik dengan membiasakan diri untuk membawa botol air minum isi ulang (tumbler) dan membawa bekal sehat menggunakan kotak makan atau bungkusan daun pisang dari rumah, juga mendukung kebijakan agar kantin sekolah bebas dari sampah plastik. Untuk mengolah sampah menjadi hal yang lebih berharga, kami memilih untuk membuat kompos dari limbah sisa makanan atau limbah dari sampah organik. Lalu sebagai aksi pemberantasan sampah, setiap harinya kami akan mengamati, membuang, dan membersihkan sampah yang terdapat di lingkungan sekitar sekolah.
Pelajar di sekolah kami telah menjadi pelopor dalam pembangunan Tradisi W.O.W. dan sekarang saatnya kalian memulai. Bayangkan apabila seluruh pelajar di Indonesia melaksanakan tradisi W.O.W. di sekolah. Jumlah limbah sampah yang dihasilkan tentu akan menurun dan kualitas lingkungan sekolah akan jauh lebih baik. Kualitas pelajar yang lulus dari sekolah itu juga akan memiliki pemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap pengolahan sampah dan kebersihan lingkungan karena pelajar telah terbiasa melakukan tradisi W.O.W. selama bersekolah. Dengan demikian, pengurangan terhadap jumlah sampah juga peningkatan kualitas lingkungan hidup di Indonesia akan dapat tercapai—karena segala aksi kecil kita hari ini, akan berdampak besar di kemudian hari!